Berita Denpasar
Pasca Ngubeng 2 Kali Banyak Pemangku yang Kerauhan, Tradisi Ngerebong Digelar Kembali dengan Prokes
Setelah dua kali dilaksanakan secara ngubeng karena Pandemi Covid-19, kini ngerebong digelar seperti biasa.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Biasanya pratima juga di-iring ke Pura Musen untuk melakukan pasucian, akan tetapi sekarang pratima melinggih di Pura Petilan, nantinya yang nuur tirta pemangku.
Untuk proses persembahyangan waktunya akan dibagi sesuai wilayah.
Mulai pukul 08.00 Wita sampai pukul 10.00 Wita persembahyangan dilakukan oleh krama Desa Kesiman Kertalangu.
Pukul 12.00 Wita sampai pukul 14.00 Wita dari Desa Kesiman Petilan, dan terakhir pukul 14.00 wita sampai pukul 16.00 Wita Kelurahan Kesiman.
Setelah itu, baru akan dilakukan Ngerebong dengan rangkaian Ngurek dan Ngider Bhuana.
“Sekarang prosesinya dikhususkan setelah sembahyang agar tidak berkerumun. Jadi, yang sudah selesai sembahyang bisa berkumpul di wantilan sambil menonton ngerebongnya,” katanya.
Peserta yang ikut ngerebong terbatas, dimana yang memegang mereka yang kerauhan hanya dua sampai tiga pemangku.
Masyarakat yang menonton di wantilan juga dibatasi 50 persen dari kapasitas tempat agar bisa menerapkan protokol kesehatan khususnya social distancing.
Dalam prosesi itu juga disiapkan tim medis dari Puskesmas yang bertugas.
Pecalang juga bukan hanya Desa Adat yang terlibat melainkan semua banjar pengempon. (*)
Artikel lainnya di Berita Denpasar