Berita Denpasar

Target Turunkan Angka Stunting di Bawah 5 Persen, Pemkot Denpasar Tempuh 8 Langkah Ini

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (Bappeda) Kota Denpasar menggelar Acara Rembug Stunting secara online dan offline di Gedung Sewaka Dharma Lumint

Humas Pemkot Denpasar
Kegiatan Rembug Stunting di Gedung Sewaka Dharma Lumintang, Denpasar, Bali, Sabtu 1 Mei 2021 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (Bappeda) Kota Denpasar menggelar Acara Rembug Stunting secara online dan offline di Gedung Sewaka Dharma Lumintang.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menghimpun aspirasi dan masukan dari seluruh perangkat daerah terhadap program dan kegiatan yang nantinya akan membantu percepatan penurunan angka stunting.

Asisten III Sekda Kota Denpasar IGN Eddy Mulya mengatakan, stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah (kerdil) dari standar usianya yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan, hingga masa awal anak itu lahir.

Baca juga: Cekcok Berujung Penusukan di Ubung Denpasar, Diduga Karena Masalah Hutang Piutang, Ini Kata Polisi

Biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Anak yang tumbuh dengan stunting akan mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotor, maka akan berdampak pada proporsi kualitas sumber daya manusia.

Eddy Mulya menambahkan kondisi prevalensi stunting Kota Denpasar tiga tahun berturut-turut tahun 2017 hingga 2019 yaitu sebesar 9,50%, 9,30% dan 5.30%.

Baca juga: Sinergitas CSR, TP PKK Denpasar Lakukan Pengembangan Hatinya PKK

Angka tersebut terbilang rendah secara nasional.

Namun demikian Denpasar berupaya terus menurunkan angka stunting tersebut dengan target di bawah 5%.

“Kami telah menandatangani pernyataan komitmen sesuai dengan SK Menteri Bappenas No. Kep/42/M.PPN/HK/04/2020 tentang penetapan perluasan kabupaten/kota lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2021. Dimana Kota Denpasar ditentukan sebagai fokus lokasi penanganan stunting tahun 2021 ini,” kata Eddy Mulya.

Melalui momentum rembug stunting ini diharapkan kepada para peserta agar hasil rembuk stunting ini dapat tersusun rencana intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting.

Baca juga: Dapur Berkah di Masjid Sadar Sesetan Denpasar, Bagikan Makanan untuk Kaum Dhuafa Selama Ramadhan

Yang nantinya dimuat di dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) atau renja perangkat daerah tahun berikutnya.

Ketua Panitia sekaligus Kabid Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Bappeda Kota Denpasar, Luh Nyoman Rai Suryathi menambahkan keluaran dari pelaksanaan rembug stunting ini adalah komitmen penurunan stunting dan rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi.

Pelaksanaan akan diawali dengan penyampaian hasil analisis situasi  dan rencana program penurunan stunting oleh Kepala Bappeda Kota Denpasar kemudian dilanjutkan dengan diskusi serta masukan dari seluruh peserta sebagai bahan penyempurnaan.

Dalam penurunan angka stunting juga pihaknya telah menjadwalkan pelaksanakan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Kota Denpasar yakni aksi pertama penentuan analisis situasi dilaksanakan pada bulan Maret 2021.

Aksi dua penyusunan program kegiatan penurunan stunting oleh perangkat Daerah terkait mulai dilaksanakan pada bulan April 2021.

Aksi tiga pelaksanaan rembug stunting Kota Denpasar 2021 dilaksanakan pada 30 April 2021.

Aksi empat penyusunan Perwali tentang Kewenangan Desa.

Aksi lima pembinaan kader pembangunan manusia. Aksi enam Manajemen Data.

Aksi ketujuh berupa pengukuran dan publikasi stunting serta aksi kedelapan adalah review kinerja tahunan. (*)

Berita lainnya di Berita Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved