Berita Gianyar

Populasi Anjing di Tulikup Gianyar 290 Ekor, Per Hari Tim Vaksin Rabies Harus Vaksin 100 Ekor Anjing

Tim vaksinasi rabies Dinas Pertanian Gianyar, tampak sibuk memasuki setiap gang di Banjar Pande, Desa Tulikup, Gianyar, Bali, Selasa 4 Mei 2021.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Petugas dari Dinas Pertanian Gianyar tengah melakukan vaksinasi anjing di Banjar Pande, Desa Tulikup, Gianyar, Bali, Selasa 4 Mei 2021 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tim vaksinasi rabies Dinas Pertanian Gianyar, tampak sibuk memasuki setiap gang di Banjar Pande, Desa Tulikup, Gianyar, Bali, Selasa 4 Mei 2021.

Kedatangan mereka pun mendapat sambutan baik dari warga.

Sebab, di desa ini populasi anjing liar relatif tinggi.

Meski demikian, karena kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi anjing, kini desa tersebut telah keluar dari zona merah rabies yang sempat disandang pada tahun 2019 lalu. 

Pantauan Tribun Bali, dalam melakukan vaksinasi anjing liar atau tidak dikandangkan meski memiliki pemilik, para petugas menggunakan sistem tulup.

Selama proses vaksinasi berjalan, situasi pun berjalan baik, lantaran pada petugas ini telah berpengalaman dalam menjinakkan anjing.

Baca juga: 7 Warga Digigit Anjing Rabies di Desa Nusasari Jembrana, Jadi Kasus Ketiga di Tahun 2021

Kasi Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Patrilinier, Dinas Pertanian Gianyar, Made Sadakarya mengatakan, kegiatan di Banjar Pande ini dilakukan selama tiga hari, yakni dimulai dari Jumat, Senin dan Selasa ini.

Hal itu karena populasi anjing di sini relatif banyak, yakni 290 ekor, sehingga estimasi per hari dilakukan 100 ekor.

"Sementara belum ada kendala. Cuma kalau vaksinasi anjing tanpa pemilik, jadinya anjing itu sebenarnya sudah divaksin, tapi karena belum ada kalungnya, jadi dikira belum," ujarnya.

Sadakarya mengatakan, tahun 2019 lalu, kawasan ini sempat masuk zona merah rabies.

Namun saat ini sudah zona hijau.

Hal yang dilakukan dalam mengembalikan Desa Tulikup ke zona hijau adalah, melakukan vaksinasi dan eliminasi anjing.  

Baca juga: Alami Peningkatan, Belasan Anjing di Karangasem Positif Rabies

"Kalau ada kasus, kita lakukan sosialisasi, jaga kesehatan anjing, kita tangani anjingnya juga. Diawali dengan kita cek sample, kalau positif rabies, kita tuntas lakukan vaksinasi dan eliminasi."

"Tapi eliminasi dengan persetujuan pemilik. Sebab kita tidak berani melakukan eliminasi sembarangan, karena di lapangan banyak yang senang dengan anjing," ujarnya.

Diapun memberikan tips untuk mengindari anjing dari ancaman rabies.

"Cara paling bagus adalah dikandangkan. Anjing yang kita pelihara itu, anggap sebagai lonceng. Kalau ada orang datang, dia gonggong. Makanya jangan dilepas."

"Sebab anjing yang dilepas itu, besar kemungkinan kena rabiesnya, karena berbuhungan dengan anjing lain. Tapi tak menutup kemungkinan anjing rumah bisa kena," tandasnya.

Baca juga: Kasus Rabies Kembali Muncul, Dinas Pertanian Targetkan Vaksinasi 18.000 Populasi Anjing di Klungkung

Selain itu, kata dia, melakukan vaksinasi anjing liar juga akan lebih sulit.

Seorang warga setempat, I Gusti Ayu Muliawati (40) berterima kasih atas adanya tim vaksinasi rabies dari pemerintah.

Sebab dengan hal ini, pihaknya pun lebih tenang.

Sebab di lingkungannya, jumlah anjing liat relatif banyak.

"Terima kasih pada pemerintah karena sudah rutin melakukan vaksin rabies, jadi kami bisa lebih tenang, karena di sini banyak anjing liar."

"Waktu ini anak saya juga sempat digigit, beruntung anjing itu tidak rabies," tandasnya saat ditemui di BTN Polri, Banjar Pande. (*)

 
 

Berita lainnya Anjing Rabies

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved