Berita Badung
Terkait Dugaan Warga Keracunan Daging Babi, Bupati Badung Perintahkan Keswan Turun ke Desa Adat Samu
hari ini pada Rabu 12 Mei 2021 tim dari Provinsi Bali serta Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung akan turun ke lokasi
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Terkait dengan adanya kasus keracunan makan daging babi di Desa Adat Samu, Desa Mekar Bhuwana, Abiansemal Badung, langsung diatensi pemerintah kabupaten Badung.
Bahkan Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta langsung memerintahkan Tim Kesehatan Hewan (Keswan) untuk menelusuri dugaan Meningitis di Desa Adat Samu, Desa Mekar Bhuwana, Abiansemal.
Bahkan kabarnya, hari ini pada Rabu 12 Mei 2021 tim dari Provinsi Bali serta Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung akan turun ke lokasi
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Wayan Wijana, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa dirinya telah menerima instruksi dari pimpinan guna menindaklanjuti kasus yang diduga Meningitis tersebut.
Baca juga: Diduga Memakan Daging Babi yang Terkena Virus, Sejumlah Warga di Badung Dilarikan ke RSD Mangusada
Perintah itu pun langsung diberikan oleh Bupati Badung Nyoman Giri Prasta.
"Atas perintah Bapak Bupati saya sudah menugaskan Tim Kesehatan Hewan (Keswan) untuk turun ke lapangan untuk menelusuri asal babi yang dipotong oleh warga,"katanya.
Dijelaskan, selain melakukan penelusuri asal babi yang dipotong saat adanya upacara adat di desa setempat, pihaknya juga akan melakukan pengecekan terhadap ternak babi yang ada di sekitar desa tersebut.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal yang serupa terulang lagi.
"Kita cari tahu dulu dari mana babi yang di potong tersebut. Termasuk nanti babi-babi yang berasal dari daerah sekitarnya kita akan melakukan pemeriksaan," katanya.
Pihaknya mengatakan akan melihat kondisi babi di sekitar kandang itu ada gejala sakit yang disebabkan oleh bakteri streptococus suis.
Semua itu pun untuk mengetahui penyebab warga harus dilarikan ke rumah sakit apakah karena streptococus atau ada penyebab lain.
"Sejatinya, kalau streptococus suis itu merupakan penyakit yang umum menyerang babi dan telah ada obatnya dengan pemberian antibiotik sejenis penisilin dan biasanya babi bisa sembuh kembali," bebernya.
Mantan Kabag Organisasi ini menjelaskan, terkait dengan daging babi tersebut, jika dimasak dengan benar dan matang, sebetulnya bakteri ini bisa mati dan aman untuk dikonsumsi.
Dengan mengkonsumsi daging babi yang matang, dipastikan daging babi aman untuk dikonsumsi.
Baca juga: Seorang Pemuda Meninggal Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Ini Respons Pemkab Badung
"Kalau sudah matang, pasti aman dagingnya untuk dikonsumsi," bebernya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat jika ada kegiatan adat yang menggunakan olahan daging babi jangan menggunakan bahan setengah matang.
Terlebih, menggunakan daging mentah hal ini yang menyebabkan bakteri bisa masuk ke tubuh manusia.
"Kami imbau, untuk masyarakat jangan mengolah daging mentah. Sehingga bakti atau virus yang ada tidak ikut dikonsumsi," tungkasnya.
4 Warga Dilarikan ke IGD RSD Mangusada
Sebelumnya diberitakan Tribun Bali, sejumlah warga asal Desa Adat Samu, Desa Mekar Bhuwana, Abiansemal Badung, Bali, dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada pada Selasa 11 Mei 2021 kemarin.
Warga yang dilarikan ke rumah sakit itu pun disinyalir terkena radang selaput otak lantaran usai memakan daging olahan babi.
Menurut informasi yang didapat ada empat orang yang dilarikan ke IGD RSD Mangusada, warga tersebut mengalami tensi tinggi dan sedikit kejang-kejang.
Diduga dari gejala tersebut warga terkena radang selaput otak.
Dirut RSD Mangusada, dr. I Ketut Japa, Rabu 12 Mei 2021, saat dikonfirmasi tak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengakui telah menerima pasien yang gejalanya sama dengan radang selaput otak.
Baca juga: Bupati Badung Hadiri Launching Perdana GeNose dan E-Ticketing di DTW Kawasan Luar Pura Uluwatu
Semua pasien itu, akunya berasal dari Desa Adat Samu, Desa Mekar Bhuwana, Abiansemal Badung.
Dijelaskan peradangan pada selaput otak disebabkan oleh virus dan bakteri yang masuk dalam tubuh pasien.
"Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada pasien semuanya," ujarnya.
Disinggung mengenai meningitis atau karena memakan daging babi, pihaknya juga membenarkan, pasalnya babi yang terkena meningitis bisa mengakibatkan peradangan pada otak.
"Untuk memastikan itu harus di cek cairan otaknya juga. Namun dilihat dari gejala mengarah ke sana," ungkapnya.
Kendati demikian, besar dugaan mengarah ke hal tersebut, pasalnya kata dr. Japa warga sempat mengonsumsi lawar atau olahan babi pada kegiatan tersebut.
Umumnya pada kegiatan adat masyarakat membuat komoh dan lawar yang tak dimasak dengan sempurna.
"Pengakuan pasien si sempat memakan lawar itu. Jadi kemungkinan babinya ada virus atau bakteri. Namun pihak terkait kini masih mengumpulkan data di lapangan," akunya.
Untuk pasien, pihaknya mengaku akan tetap melakukan pemeriksaan dan pengawasan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
"Apa penyebabnya akan kami cek dengan teliti. Semoga tidak terjadi apa-apa," tungkasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Badung