Berita Gianyar
Dinilai Sukses Kembangkan Padi Organik, 54 BPD Se-Gianyar Datangi Desa Sidan
Desa Sidan pun menjadi pusat perhatian di Kabupaten Gianyar, yakni 54 Badan Perkawinan Desa (BPD) di se-Gianyar melakukan studi komparatif
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Upaya Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Bali dalam mengembangkan pertanian organik, akhirnya membuahkan hasil.
Di mana, selain hasil berupa perbaikan kualitas perekonomian para petani.
Kini Desa Sidan pun menjadi pusat perhatian di Kabupaten Gianyar, yakni 54 Badan Perkawinan Desa (BPD) di se-Gianyar melakukan studi komparatif di desa yang berada di timur laut Kabupaten Gianyar itu.
Perbekel Sidan, Wayan Sukra Suyasa, Minggu 16 Mei 2021 membenarkan desanya kedatangan 54 BPD se-Gianyar, Jumat 14 Mei 2021 lalu.
Saat ini, luas tanam padi organik di desanya sudah mencapai 35 hektare.
Baca juga: Objek Wisata Tirta Empul Gianyar Dijaga Ketat Polisi, Suardini: Untuk Mencegah Penyebaran Covid-19
“Mereka melakukan studi komparatif terkait pengembangan dari musim tanam sampai pasca panen,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya pun memberikan penjelasan bagaimana proses dari awal pendekatan kepada subak, aplikasi di lapangan, keuntungan yang didapatkan petani dan pasca panen.
Kata dia, untuk pendekatan sebelumnya Desa Sidan melakukan denplot percontohan seluas dua hektar.
“Saat panen, kita undang semua klian subak, bagaimana hasil dari padi organik," ujarnya.
Namun yang terpenting dari semua proses tersebut, kata dia, pihak desa harus memberikan subsidi bantuan bibit dan pupuk.
Setelah musim panen, padi tersebut dibeli oleh BUMDes dan dipasarkan langsung oleh BUMDes.
"Dengan keterlibatan BUMDes, petani tidak perlu khawatir hasil panen mangkrak tidak ada pembeli," tandasnya.
Baca juga: Asah Kreativitas Pelukis di Tengah Pandemi, Rumah Tukik Gianyar Adakan Kegiatan Lukis Model Bersama
Sukra Suyasa menyebutkan BPD yang hadir semuanya antusias untuk uji coba penanaman padi organic. “Mereka yang hadir antusias untuk menanam padi organik," ujarnya.
Petani Gianyar Beralih ke Padi
Sejumlah komoditas buah yang dihasilkan petani di Kabupaten Gianyar, Bali kini mulai sulit ditemukan.
Seperti semangka dan melon, di mana saat ini Dinas Pertanian Gianyar mencatat sudah tidak ada lagi panen buah-buahan tersebut.
Namun demikian, mereka menilai, dengan hilangnya komoditas tersebut, perekonomian para petani justru membaik.
Hal itu dikarenakan para petani saat ini kembali beralih bertanam padi.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Distan Gianyar, Wayan Suarta, Senin 3 Mei 2021 membenarkan saat ini ada penurunan beberapa komoditi buah.
Baca juga: Polsek Gianyar Atensi Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Bali Safari
Bahkan ada yang mencapai nol, seperti semangka dan melon.
Padahal di tahun di awal tahun 2020 lalu, komoditi ini masih bisa banyak ditemukan.
"Komoditas ini kan ditanam di sawah, secara kebetulan tahun 2020 seluruh subak masa tanam padi, setahun 3 kali padi
Sehingga dengan kondisi itu, praktisnya dua komoditas itu ditinggalkan," ujarnya.
Dia menilai, hilangnya minat masyarakat dalam menanam buah, tidak terlepas dari persoalan ekonomi.
Di mana, kata dia, nilai ekonomi dari panen padi lebih menjanjikan untuk di wilayah Kabupaten Gianyar.
Baca juga: Justru Jadi Pemicu Kekumuhan, Sejumlah Tong Sampah di Jalan Protokol Ditarik Pemkab Gianyar
Sebab secara kondisi alam dan cuaca, tanaman yang paling tepat untuk ditanam adalah padi.
"Walau menurunnya minat petani menanam buah-buahan tersebut, tapi secara nilai ekonomis, tidak mengalami penurunan, justru dengan penanaman padi, perekonomian membaik," jelasnya.
Sedangkan dua komoditas yang tidak ditanam tersebut, kata dia, selama ini tidak mempengaruhi capaian ekonomi.
"Tingkat konsumsi buah tersebut juga tidak begitu besar, bagi petani komoditas itu hanya selingan sebelum menanam padi," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Gianyar