Serba Serbi

Makna Rahinan Pegatwakan, Hari Suci yang Menandakan Berakhirnya Rangkaian Galungan dan Kuningan

"Hari ini merupakan hari suci dari berakhirnya rangkaian hari suci Galungan dan Kuningan, yang berlangsung selama 42 hari atau dalam bahasa Bali

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi sembahyang - Makna Rahinan Pegatwakan, Hari Suci yang Menandakan Berakhirnya Rangkaian Galungan dan Kuningan 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berdasarkan perhitungan kalender umat Hindu di Bali, bahwa hari ini Rabu 19 Mei 2021 merupakan hari suci Buda Kliwon Pegatwakan atau kerap disebut Buda Kliwon Pahang.

"Hari ini merupakan hari suci dari berakhirnya rangkaian hari suci Galungan dan Kuningan, yang berlangsung selama 42 hari atau dalam bahasa Bali disebut abulan pitung dina," jelas Jero Mangku Ketut Maliarsa kepada Tribun Bali.

Dan selama kurun waktu 42 hari ini, umat Hindu berusaha mengendalikan hawa nafsu.

"Atau selalu melakukan pengendalian diri, yang sering disebut mulat sarira, koreksi diri untuk mempertahankan kemenangan Dharma melawan Adharma," imbuh pemangku asli Bon Dalem ini.

Baca juga: Ini Kaitan Panca Sradha Serta Catur Purusa Artha dengan Moksa dalam Agama Hindu

Secara filsafat keagamaan Hindu, pada saat perayaan hari suci Galungan dan hari suci Kuningan, umat selalu menggali pengetahuan tentang cara memperoleh dan mengimplementasikan ajaran agama Hindu atau ajaran Dharma.

Sehingga mampu mempertahankan kebenaran atau kemenangan, Dharma melawan Adharma secara berkesinambungan.

Dalam mengarungi kehidupan untuk menata kehidupan, yang berdasarkan ajaran Dharma. Hal ini akan sangat berkorelasi dengan tercapainya kehidupan yang lebih baik.

Tentunya harus selalu disertai dengan memuja keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya.

Dengan tujuan mulia, yaitu untuk mencapai keselamatan, kerahayuan, dan kerahajengan dalam menapak kehidupan sebagai umat manusia.

Di samping itu, para umat Hindu nenyampaikan rasa syukur (angayu bagia) dan berterimakasih atas karunia yang dilimpahkan kepada para umat Hindu.

Sehingga mencapai tujuan hidup yang lebih baik berlandaskan ajaran Dharma.

Menurut kitab Gong Besi, setelah diperingati hari suci Buda Kliwon Pegatwakan, baru para umat Hindu melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan upacara- upacara yadnya. Yaitu Panca Yadnya.

"Sedangkan mulai dari rangkaian hari suci Galungan dan hari suci Kuningan, selama kurang kebih 42 hari itu, disebut dengan tradisi Buncal Balung," katanya.

Secara filsafat, disebutkan bahwa Buncal Balung merupakan perwujudan adanya kekuatan dari Sang Kala Tiga.

Baca juga: Mengenal Nitisastra dalam Hindu, Ajaran atau Ilmu Pengetahuan tentang Kehidupan Bernegara

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved