Berita Bali
Terkait Tindak Pidana Pencabulan, I Wayan M yang Mengklaim Diri Sulinggih Dituntut 6 Tahun Penjara
Pria yang mengklaim diri sebagai sulinggih ini dinilai bersalah telah melakukan pencabulan terhadap korban inisial korban KYD.
Penulis: Putu Candra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Dari pernyataan nabe oknum di Karangasem, bahwa oknum tersebut hanya sampai di pawintenan bawati. Tidak pernah madiksa menjadi sulinggih,” tegas Sudiana kepada media di Denpasar, Senin 29 Maret 2021.
Sudiana mengungkapkan, PHDI Bali terus berkoordinasi dengan PHDI Karangasem dan PHDI Gianyar terkait kasus yang melibatkan Wayan M.
Guru besar IHDN ini, cukup hati-hati memberikan komentar karena tidak ingin hal ini mencoreng nama kesulinggihan di Bali.
“Intinya tersangka ini belum berstatus sebagai sulinggih, baru hanya pawintenan bawati saja. Oleh karena itu, media dan aparat penegak hukum di dalam proses persidangan jangan mengatakan beliau sebagai sulinggih. Sesuai dengan BAP saja,” tegas profesor ini.
Apa Itu Bawati?
Lantas, apa perbedaan sulinggih dan bawati?
Menurut Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, istilah bawati lebih banyak diketahui oleh maha warga Pasek.
"Tentang masalah Bawati yang paling tahu persis adalah dari maha warga Pasek, karena istilah Bawati lebih banyak dipakai oleh maha warga Pasek," jelas Ida Rsi kepada Tribun Bali, Rabu 31 Maret 2021.
Sedangkan dari pihak Brahmana (Ida bagus), dan pihak Bhujangga tidak memakai istilah Bawati.
Ida Rsi menceritakan, dahulu kala sebelum istilah Bawati dikenal, istilah yang pakai adalah Jro Gede.
Namun kemudian istilah Jro Gede ditinggalkan dan kini dikenal dengan istilah Bawati.
"Bawati sendiri masih disebut Eka Jati. Adalah orang yang akan meningkatkan diri untuk menjadi sulinggih (dwijati) nantinya," sebut ida.
Sehingga apabila seorang Bawati madwijati barulah menjadi sulinggih.
Sebelum menjadi Bawati, biasanya diawali dengan menjadi Pinandita (pemangku).
"Ketika seorang pinandita ingin meningkatkan diri untuk menjadi sulinggih, maka dia akan terlebih dulu mencari calon Nabe, dan disana ia belajar tentang kesulinggihan," jelas Ida.