Korea Utara
Kim Jong Un Perintahkan Tangkap Burung Merpati dan Kucing karena Dianggap Membawa Covid-19
Dilaporkan, Kim Jong Un yakin burung itu membawa virus corona dari negara tetangga sekaligus sekutu utama negara itu, China.
TRIBUN-BALI.COM, PYONGYANG- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un perintahkan rakyatnya di daerah perbatasan tangkap dan habisi burung merpati dan kucing liar karena dianggap pembawa Covid-19.
Dilaporkan, Kim Jong Un yakin burung itu membawa virus corona dari negara tetangga sekaligus sekutu utama negara itu, China.
Itulah sebabnya warga di kota perbatasan dengan China mulai menembaki udara untuk menghentikan burung itu terbang. Kucing liar juga dituduh sebagai media lain penyebaran corona.
Otoritas di Hyesan dan Sinuiju diperintahkan untuk "menangkap burung merpati maupun kucing".
Baca juga: Kim Jong Un Larang Penggunaan Obat China Setelah Pejabat Senior Korea Utara Tewas
Baca juga: Abaikan Instruksi Kim Jong Un, Pejabat yang Beli Alat Medis Murah dari China Ditembak Mati
Sebuah keluarga di Hyesan yang terdiri dari empat orang dipaksa ke kamp kerja paksa setelah ketahuan memelihara kucing.
Kepada pemerintah setempat, mereka mengaku peliharaan mereka sudah mati. Namun, kucing itu terlihat di kawat perbatasan.
Penjaga perbatasan berusaha untuk menangkapnya, namun gagal. Itulah kali terakhir mereka melihat binatang tersebut.
Dilansir The Sun Jumat 28 Mei 2021, mereka sudah memberi tahu pemerintah provinsi, sehingga dilakukan penyelidikan.
Ketika pemerintah tahu bahwa kucing itu milik keluarga tersebut, mereka langsung diborgol dan dibawa ke kamp kerja paksa.
"Mereka mendapat hukuman setidaknya selama 20 hari," ujar seorang sumber internal Korea Utara.
Larang Obat China
Sebelummya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melarang obat-obatan buatan China di rumah sakit besar di ibu kota negara itu, setelah kematian seorang pejabat pemerintah tinggi.
Ssitus berita Daily NK yang berbasis di Korea Selatan melaporkan, pejabat tinggi yang merupakan bagian dari birokrasi ekonomi negara itu meninggal awal bulan Mei ini.
Dia menerima dosis cocarboxylase, obat produksi China, yang biasanya digunakan untuk mengobati kelelahan.
Pejabat tersebut, yang tidak disebutkan namanya, dikabarkan adalah birokrat tepercaya yang telah bekerja di sektor ekonomi negara sejak negara tersebut diperintah ayah Kim, Kim Jong Il.