Kerajaan Inggris
Pangeran William Cemas Adiknya Pangeran Harry Kebablasan hingga Merusak Relasi Keluarga
Pangeran William sangat khawatir sang adik kebablasan atau melangkah terlalu jauh hingga merusak relasi dengan keluarga Kerajaan Inggris.
TRIBUN-BALI.COM, LONDON - Kecemasan melanda Pangeran William mengikuti kiprah adiknya Pangeran Harry belakangan ini.
Pangeran William sangat khawatir sang adik kebablasan atau melangkah terlalu jauh hingga merusak relasi dengan keluarga Kerajaan Inggris.
Pada hari Minggu 30 Mei 2021, seorang teman memberi tahu The Mail bahwa Pangeran William kecewa dan “sangat prihatin” mendengar serangan terbaru Pangeran Harry terhadap keluarga monarki tersebut.
Pangeran Harry, anak kedua Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana kembali melontarkan pandangan soal kurangnya dukungan untuk istrinya Meghan Markle, ketika berjuang dengan kesehatan mentalnya.
Baca juga: Wartawan BBC Martin Bashir yang Tipu Putri Diana Minta Maaf kepada Pangeran William dan Harry
Baca juga: Pendukung Monarki Inggris Senang Melihat Keakraban Pangeran William dan adiknya Harry
Harry menyampaikan kritik terhadap keluarganya tersebut dalam episode 95 menit dari program TV-nya, "The Me You Can't See" with Oprah Winfrey pada Jumat 28 Mei 2021.
Masalah itu tidak diulas dengan tajam saat penampilan sebelumnya untuk mempromosikan serial tersebut, atau selama wawancara kontroversial pasangan itu bersama Oprah pada Maret 2021 lalu.
Akan tetapi Pangeran Harry tampak mengecam keluarganya, dengan merujuk pada rasa malu yang dirasakan oleh keluarga Kerajaan Inggris ketika dihadapkan pada masalah kesehatan mental.
“Sebagai orang tua, sebagai saudara, tentu dari apa yang saya pelajari, ada rasa malu yang kita rasakan. Kita seperti: ‘bagaimana mungkin kita tidak melihatnya’."
"Tapi kita semua tahu ketika orang-orang menderita dan orang-orang berjuang, kita semua sangat pandai menutupinya," kata Pangeran Harry kepada aktris Glenn Close, yang menjadi tamu dalam episode tersebut.
Pada penampilan sebelumnya, dia menuduh Pangeran Charles meninggalkannya sendirian untuk menderita atas trauma kematian ibunya, Putri Diana tahun 1997.
“Ayah saya biasa berkata kepada William dan saya, 'Yah, itu seperti itu untuk saya jadi itu akan seperti itu untuk Anda’.” klaimnya.
"Itu tidak masuk akal. Hanya karena Anda menderita bukan berarti anak-anak Anda harus menderita. Faktanya, justru sebaliknya."
Sebuah sumber mengatakan bahwa ada 'kekhawatiran daripada ketakutan' di Istana Buckingham bahwa Pangeran Harry dan istri yang sedang hamil besar akan membuat tuduhan lebih lanjut.
Baca juga: Nonton Film, Pangeran William & Kate Middleton Naik Land Rover Keluaran 1996 Milik Pangeran Philip
Sejak melepas tanggung jawab kerajaan, Pangeran Harry dan istrinya Meghan pindah domisili ke California, Amerika Serikat pada tahun 2020.
Serial kesehatan mental
Dalam wawancara sebelumnya, Pangeran Harry berkata bahwa kembali ke London untuk menghadiri pemakaman kakeknya Pangeran Philip bulan lalu berarti sekali lagi menghadapi tempat di mana dia merasa terjebak dan diburu oleh kamera.
Dia mengaku hal itu menjadi ujian bagi kemampuannya untuk mengatasi kecemasan yang kembali membuncah.
“Saya khawatir tentang itu, saya takut, '' kata Harry kepada AP selama wawancara bersama baru-baru ini dengan Oprah Winfrey untuk mempromosikan serial kesehatan mental yang mereka buat dan produksi bersama untuk Apple TV + bertajuk “The Me You Can't See".
Pangeran berusia 36 tahun itu mengatakan, sekarang dia mampu mengatasi keraguan apapun dengan menggunakan keterampilan “penguasaan diri,” yang dipelajari dalam terapi.
“Itu jelas membuatnya jauh lebih mudah, tetapi jantung masih berdebar-debar,” kata Duke of Sussex, saat mengenang kembali penghormatan terakhir untuk Kakeknya, Pangeran Philip.
Dalam program “The Me You Can't See,” yang memulai debutnya pada Kamis malam 20 Mei 2021 di layanan streaming Apple, Harry mengungkapkan bahwa dia pertama kali mengunjungi terapis sekitar empat tahun lalu atas dorongan Meghan Markle yang saat itu masih berstatus sebagai pacarnya.
Itu terjadi ketika pasangan tersebut terlibat dalam pertengkaran. Dia kemudian menyadari kemarahannya sepertinya salah tempat.
Program televisi ini adalah bab lain dalam rangkaian publikasi atas sisi kehidupan Sang Pangeran yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya.
Pada Maret lalu, dia dan Meghan memberikan wawancara yang menjadi berita utama kepada Oprah Winfrey yang menimbulkan tanggapan publik yang langka dari istana.
Harry dalam progam ini membawa penonton ke dalam kehidupannya, dan hubungan keluarga kerajaan Inggris, sejak meninggalkan tugasnya dan pindah bersama istrinya ke California.
Project mandiri Harry ini mungkin relatif baru, tetapi dia dan kakak laki-laki William, Duke of Cambridge, telah lama memperjuangkan pentingnya kesehatan mental.
Pada 2016, Harry, William dan istrinya Catherine, Duchess of Cambridge, meluncurkan “Heads Together.” Inisiatif ini mendorong orang mengungkapkan pikirannya, dan tidak malu meminta bantuan, terlebih ketika kesehatan mental dipertaruhkan.
Kerja kolektif mereka mendorong interaksi dengan orang-orang di seluruh dunia, dari semua lapisan masyarakat. Dari program ini mereka menyadari benang merah yang sama.
“(Yaitu) Berbagi cerita Anda agar dapat menyelamatkan nyawa atau membantu orang lain sangatlah penting,” ujar Harry melansir Daily Mail.
Harry juga mempraktikkan apa yang dia khotbahkan, dan mengungkapkan perjuangannya sendiri dengan trauma dan kesedihan.
Dia menjelaskan dalam 'The Me You Can't See’, contoh dari perasaan tidak berdaya sebagai seorang anak laki-laki. Yaitu ketika Harry kecil berkendara bersama ibunya, Putri Diana, yang menangis ketika mereka dikelilingi oleh paparazzi, dan ibunya berjuang untuk mengemudi.
Bertahun-tahun kemudian, Diana terbunuh di Paris setelah mobil yang dia dan temannya Dodi Fayed naiki, mengalami tabrakan tunggal dalam pengejaran berkecepatan tinggi untuk melarikan diri dari kamera.
Harry berusia 12 tahun saat itu, dan dia menahan perasaannya sendiri untuk bertemu dengan publik yang berkabung yang berkumpul di luar Istana Kensington.
Kamera berguling dan memotret saat dia berjalan di belakang peti mati ke pemakaman Diana, bersama William, ayah Pangeran Charles, Philip dan saudara laki-laki Diana Charles Spencer.
Penampilan baru dan blak-blakan dari Pangeran Harry, yang berbagi emosinya dalam program itu kontras dengan mantra 'tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjelaskan', 'tetap tenang dan teruskan,' yang umumnya menjadi prototipe bagi orang Inggris.
Tapi Harry tampaknya berhati-hati dalam memilih apa yang ingin dibicarakan. Baik dia maupun Meghan tidak tertarik untuk berbagi setiap gerakan mereka dengan dunia. Mereka tidak mengoperasikan akun media sosial.
Harry mengaku tidak terpengaruh oleh para penentangnya, karena ada kebaikan yang lebih besar dalam kejujuran tentang perjuangannya. “Saya melihatnya sebagai tanggung jawab. Saya tidak merasa sulit untuk terbuka,” katanya.
“Mengetahui dampak dan reaksi positif yang ditimbulkannya bagi begitu banyak orang yang juga menderita, saya percaya itu adalah tanggung jawab.”
Berita lain terkait Pangeran Harry dan Kerajaan Inggris
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Pangeran William Khawatir Harry Kebablasan dan Rusak Relasi Keluarga