Berita Bali
Bali Daerah Rawan Gempa dan Tsunami, Pemerintah Antisipasi dengan Bangun Tempat Evakuasi Sementara
wilayah Bali diapit oleh dua zona tsunami yakni zona lempengan Indo-Australia yang berada di selatan dan Sesar Flores yang ada di utara
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Jika mengacu pada data tersebut, ia menjelaskan bahwa tinggi gelombang maksimum apabila terjadi bencana di wilayah pesisir Karangasem dapat mencapai 6 meter, dan pesisir Denpasar dan sekitarnya sebesar 1,5 meter.
Sementara di wilayah pesisir Pulau Gili Trawangan diperkirakan dapat mencapai 6,5 meter, serta pesisir Mataram dan sekitarnya 2,8 meter.
“Kalau menggunakan skema kedua jarak tempuh di Karangasem 21 menit, Denpasar 40 menit, trawangan 16 menit, mataram 22 menit,” paparnya.
Dirinya juga menyebut bahwa hal tersebut potensi gelombang tersebut, maka Kota Denpasar, dan wilayah sekitarnya seperti Kuta, Nusa Dua, ataupun Seminyak-Canggu menjadi wilayah yang cukup berbahaya.
Mengingat wilayah tersebut merupakan yang memiliki ketinggian rendah 4 mdpl.
“Dengan gelombang setinggi itu bahaya sekali Kota Denpasar, Kuta, karena rendah,” jelas dia.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bali, Made Rentin mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali sendiri terus menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai ancaman bencana.
Untuk mengantisipasi bencana tsunami sendiri pihaknya telah memiliki Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami berlokasi di Pulau Serangan, Denpasar.
Sebuah bangunan besar dengan 8 ruas anak tangga berdiri sejak 2016 lalu.
Baca juga: Gempa Guncang Blitar, Terasa hingga Kediri dan Jember, Warga Panik Keluar Rumah, Teriak: Lindu-lindu
Ia mengakui bahwa TES ini sendiri menjadi satu-satunya yang ada di Bali.
Ia menyebutkan bahwa Bali sebenarnya dijanjikan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membangun empat Tempat Evakuasi Sementara (TES).
Namun yang baru terealisasi hanya satu lokasi saja. Yaitu di Kota Denpasar, tepatnya Pulau Serangan berkapasitas 3.000 orang.
“Kita perencanaan 3-4 TES dibangun ada di Sanur, yang sudah eksis di Serangan, ada perencanaan di Sanur, kemudian di perbatasan Tabanan-Jembrana,” terangnya.
Meskipun hanya ada satu bangunan TES, tetapi Rentin mengungkapkan hotel-hotel di Provinsi Bali juga sudah mempersiapkan diri sebagai TES.
Bahkan, menurut dia kesiapan hotel sebagai tempat TES sendiri menjadi salah satu indikator penilaian sertifikat kesiapsiagaan bencana yang dikeluarkan pihaknya.