Berita Denpasar
Siasat SMP Swasta di Denpasar Menarik Siswa Baru, Khawatir Banyak Calon Siswa Sekolah di Kampung
Siasat SMP Swasta di Denpasar Menarik Siswa Baru, Khawatir Banyak Calon Siswa Sekolah di Kampung
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat pengelola sekolah swasta di Kota Denpasar ketar-ketir.
Selama ini sekolah swasta memang dikenal hanya menjadi pilihan kedua ketika siswa tak diterima di sekolah negeri.
Adanya sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) otomatis juga membuat sekolah swasta mengandalkan siswa dengan KK dari luar Denpasar.
Tak hanya itu, muncul kekhawatiran banyak calon siswa baru yang pulang kampung dan memilih sekolah di kampung karena pandemi tak kunjung berakhir.
Lantas, seperti apa siasat sekolah SMP swasta di Denpasar untuk menarik siswa baru?
Salah satu SMP swasta di Denpasar yang mengandalkan siswa KK luar Denpasar untuk menjaring siswa adalah SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
Sekolah ini banyak siswanya berdomisili di Denpasar namun memiliki KK luar Denpasar.
Kepala SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar, I Nyoman Sumerta mengatakan, karena tak bisa tertampung di SMP Negeri, banyak siswa KK Denpasar yang masuk SMP swasta termasuk SMP yang dipimpinnya.
“Di sini banyak siswa yang tidak memiliki KK Denpasar, artinya dari luar Denpasar tapi berdomisili di Denpasar,” kata Sumerta saat ditemui Senin, 7 Juni 2021.
Baca juga: Info PPDB Tahun 2021 di Badung: Tetap Utamakan Jalur Zonasi, Data Berdasarkan KK
Sumerta pun mengungkapkan, di tengah pandemi seperti sekarang, ada kekhawatiran jika banyak yang memilih untuk pulang kampung dan bersekolah di kampung.
Sehingga hal itu juga akan berdampak bagi jumlah siswa yang diterimanya.
Dengan kondisi ini, Sumerta berharap permasalahan SMP swasta tak hanya ada di tangan Pemerintah Kota, namun juga Pemerintah Provinsi karena menyangkut siswa lintas kabupaten/kota.
“Tahun lalu siswa KK Denpasar yang sekolah di swasta kan dapat subsidi pembayaran uang bangunan Rp 1 juta. Yang jadi masalah kan siswa luar Denpasar. Sehingga kami berharap pemerintah provinsi juga melakukan hal yang sama tahun ini,” katanya.
Dengan adanya subsidi bagi siswa KK luar Denpasar oleh pemerintah provinsi Bali, maka siswa akan merasa terbantu dan mengurangi jumlah siswa yang memilih sekolah di kampung.