Berita Denpasar

Siasat SMP Swasta di Denpasar Menarik Siswa Baru, Khawatir Banyak Calon Siswa Sekolah di Kampung

Siasat SMP Swasta di Denpasar Menarik Siswa Baru, Khawatir Banyak Calon Siswa Sekolah di Kampung

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Sumsel
Ilustrasi - Siasat SMP Swasta di Denpasar Menarik Siswa Baru, Khawatir Banyak Calon Siswa Sekolah di Kampung 

“Sehingga kualitas siswa terjamin, mereka tidak akan bisa nyontek karena soal diacak,” katanya.

Terkait pembelajaran tatap muka, pihaknya pun mengaku sudah sangat siap dan tinggal menunggu arahan dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar.

Ilustrasi PPDB.
Ilustrasi PPDB. (Ilustrasi: Tribun Bali/Dwi Suputra)

Siasat kreatif merekrut siswa juga dilakukan sekolah swasta lainnya, seperti SMP PGRI 8 Denpasar.

Kepala SMP PGRI 8 Denpasar, I Ketut Gede Adi Sutrisna Sugara mengatakan untuk pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah yang dipimpinnya sesuai dengan ekspektasi.

Dimana hingga Jumat 4 Juni 2021 kemarin, sebanyak 75 orang calon peserta didik baru telah melakukan pendaftaran ulang dari 103 pendaftar.

Jumlah ini meningkat dari tahun lalu, dimana sebelum pengumuman kelulusan PPDB SMP Negeri, yang mendaftar ulang sebanyak 50 orang dari 102 pendaftar.

"Untuk PPDB tahun ini, astungkara sesuai dengan ekspektasi dan bahkan melebihi dari tahun lalu,” kata Sutrisna.

Ia mengatakan banyaknya siswa yang tertarik mendaftar di SMP PGRI 8 Denpasar ini mungkin dikarenakan adanya beberapa penambahan sarana dan prasarana di sekolahnya.

Termasuk pelajaran bahasa asing yakni Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang.

Baca juga: PPDB Jalur Zonasi Ditetapkan 75%, Disdikpora Badung Mulai Koordinasi ke Disdukcapil untuk Pemetaan

Sementara itu, Kepala SMP TP 45 Denpasar, I Ketut Nuda mengatakan pihaknya hanya bisa menunggu siswa yang tak diterima di SMP Negeri.

Apalagi dengan adanya pembangunan SMPN 14 Denpasar tahun 2020 lalu, siswa yang masuk ke SMP TP 45 semakin berkurang.

Dari target 4 kelas, pihanya hanya bisa mendapat 3 kelas.

“Untuk tahun lalu kita hanya dapat 3 kelas, sementara kita targetkan 4 kelas. Untuk tahun ini kami berharap bisa dapat 4 kelas,” kata I Ketut Nuda.

Ia juga berharap tak ada lagi penambahan kelas di sekolah negeri.

“Karena seperti tahun lalu ada pembengkakan di sekolah negeri, dari 6 kelas menjadi 8 kelas, itu berpengaruh sekali bagi sekolah swasta,” katanya.

Sementara itu, untuk operasional sehari-hari pihaknya hanya mengandalkan dana BOS dari pusat.

Selain itu juga dari iuran uang komite yang dibayarkan setiap bulannya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved