Berita Jembrana

Separuh Warga Pemilik Lahan yang Diundang dalam Sosialisasi Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi Tak Hadir

Sayangnya, hampir separuh warga tidak hadir dalam sosialisasi yang digelar oleh Perbekel dari bebeapa desa.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali
Peta rencana Tol Gilimanuk-Mengwi, yang di dalamnya melewati tiga kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, dan Badung. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Sosialisasi Penetapan Lokasi (Penlok) beberapa waktu lalu sudah digelar di Kantor Bupati Jembrana.

Sehubungan dengan itu, maka kelanjutannya ialah dengan melakukan sosialisasi dan pendataan awal warga yang lahannya terkena dampak pembangunan.

Sayangnya, hampir separuh warga tidak hadir dalam sosialisasi yang digelar oleh Perbekel dari bebeapa desa.

Salah satunya ialah sosialisasi atau Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad yang digelar di wantilan Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Selasa 8 Juni 2021.

Baca juga: Relokasi Sampah Sistem Sanitary Landfill di Jembrana Masih Ada Penolakan Warga

Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad I Gusti Putu Eka Edyana, berdasarkan undangan sendiri adalah semestinya adalah 191 orang.

Dan yang hadir dalam undangan hanya sekitar 97 orang saja.

Dan sejatinya, untuk sosialisasi ialah mengundang warga dari dua desa yakni Mendoyo Dauh Tukad dan Poh Santen dalam satu pertemuan.

Untuk Mendoyo Dauh Tukad ada sekitar 119 warga undangan, sedangkan Pohsanten 72 warga.

Untuk yang tidak hadir sendiri, dari warga Mendoyo Dauh Tukad sekitar 57 orang warga dan yang hadir 62. Sedangkan dari Pohsanten 35 warga datang yang tidak hadir 37.

“Tidak hadir ini ada karena salah nama dan banyak yang tidak dapat undangan. Padahal lahannya terkena lintasan jalan tol,” ucapnya Selasa 8 Juni 2021.

Dari informasi yang dihimpun, ada sejumlah lahan miliki warga juga sudah berganti pemilik.

Sehingga hal itu menjadi kendala, karena tanah sudah berpindah tangan dari satu pemilik ke pemilik lainnya.

Bahkan bukan lagi warga sekitar, namun warga kota lain. Sehingga dalam sosialisasi itu menjadi kendala pihak desa.

“Kendala kami, banyak lahan yang sudah dijual. Tetapi tidak tahu pemiliknya, karena bukan warga desa kami. Ada yang dimiliki orang Denpasar juga,” ungkapnya.

Baca juga: Pria Asal Jembrana Alami Kecelakaan di Denpasar, Gede Bayu Tewas Akibat Cidera Kepala

Sementara itu, Perbekel Desa Pohsanten I Gusti Agung Kade Sultra Gunadi Putra, bahwa persoalan ketidakhadiran warga juga nyaris sama persoalannya dengan desa Mendoyo Dauh Tukad.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved