Serba serbi
Kisah di Balik Berdirinya Pura Dalem Pangembak, Patung yang Dibuat Jero Mangku Bisa Tertawa Sendiri
Kisah di balik berdirinya Pura Dalem Pangembak, di Mertasari, Denpasar, Bali, cukup unik dan mistis.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Semisal membantu masyarakat yang sakit atau tidak punya keturunan.
Baca juga: Ziarah Umat Hindu Bali dari Pura Pulau Menjangan ke Candi Prambanan
"Setelah kejadian itu, kakek saya menerima taksu. Dan setelah ia sadar ia menjalani kehidupan sebagai balian," jelasnya.
Setelah sang kakek pulang, dan sadarkan diri.
Ia bercerita kepada anaknya tentang apa yang terjadi. Kemudian dari sanalah, ia mulai mengobati.
Uniknya lagi, setiap akan ada yang datang berobat maka hadirlah burung Gagak putih.
Gagak itu datang ke rumah sang kakek, apabila ada yang memohon doa atau meminta tamba (obat).
Dari patung itu, di dalamnya selalu keluar air.
Air itu yang digunakan sebagai sarana pengobatan dengan di-lukat.
"Apapun penyakitnya itu yang dipakai pengobatannya," jelas Jero Mangku Ranten. Dari pawisik itulah akhirnya kini menjadi Pura Dalem Pangembak.
Sang kakek bersama adik kandungnya, terus belajar di tengah hutan.
Baca juga: Gunakan Sistem Ngayah, Satgas Gotong Royong Kapal Tetap Gencar Imbau Masyarakatnya Patuhi Protokol
Memperdalam ilmu dan pawisik yang didapatkan. Sejak saat itu, dibuatkan turus lumbung di dekat patung tersebut. Sebagai tempat maturan.
"Lama-kelamaan karena taksu kakek saya sudah kasub (terkenal), ia kemudian mencari karang untuk dibuat palinggih yang belum permanen," jelasnya.
Karena belum lengkapnya sarana-prasarana dan sebagainya termasuk upakaranya. Akhirnya sang kakek kembali jatuh sakit.
Hal itu disebabkan karena Ida Bhatari Ratu Ayu Manik Mas Maketel ingin berstana di Pura Dalem Pangembak.
"Karena tidak ada upacara dan sebagainya, sempat kakek saya dicubit oleh beliau dan sakit. Sekian tahun tidak bisa bergerak," imbuhnya.