Serba serbi
Reinkarnasi Leluhur, Berikut Penjelasan Sulinggih
Banyak yang mungkin bertanya-tanya, mengapa leluhur yang telah meninggal dan disucikan kembali numitis atau reinkarnasi.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Banyak yang mungkin bertanya-tanya, mengapa leluhur yang telah meninggal dan disucikan kembali numitis atau reinkarnasi.
Berikut penjelasan dari Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, kepada Tribun Bali, Jumat 18 Juni 2021.
Tentang reinkarnasi, merupakan bagian dari sradha (kepercayaan) umat Hindu.
"Mengapa roh leluhur kembali reinkarnasi, karena ia belum dapat menyatu dengan sang pencipta, hal ini disebabkan karena ikatan-ikatan asubha karma (karma buruk) yang masih melekat pada dirinya," jelas beliau.
Baca juga: Pengertian Prawrtti dan Niwrtti Marga untuk Mendekatkan Diri Kepada Tuhan Dalam Hindu Bali
Oleh sebab itu, ia diberikan kesempatan untuk memperbaiki karma-nya di dunia ini.
Sehingga hidup di dunia ini sebenarnya adalah bersekolah untuk memperbaiki karma.
Apabila ia bisa memperbaiki karma-nya dengan selalu berbuat karma baik, dan sama sekali tidak mengulangi perbuatan buruknya (berbuat subha karma) maka ia tidak akan bereinkarnasi kembali, atau dalam kata lain ia betul-betul Amor Ing Acintya atau menyatu dengan Sang Pencipta.
Dalam konsep ajaran Wrhaspati Tattwa, roh yang tidak kembali bereinkarnasi disebut menuju ke Prama Siwa Tattwa, melalui Sada Siwa Tattwa, dan tidak tertarik dengan hal-hal yang bersifat material.
Baca juga: Candi Prambanan Disiapkan sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu Dunia
"Sedangkan sebaliknya roh yang kembali bereinkarnasi, karena selalu melakukan asubha karma, karena masih tertarik pada hal-hal yang bersifat material, sehingga ketika meninggal walaupun sudah diupacarai sampai ke upacara nilapati, maka ia hanya bisa pada tahapan Atma Tattwa," imbuh beliau.
Oleh sebab itu, bereinkarnasi adalah bersekolah untuk memperbaiki karma, ujiannya adalah pada ketahanan iman.
Reinkarnasi ini adalah kata lain dari kata samsara yang artinya numitis (reinkarnasi) kembali, bagian dari Panca Sradha (Brahman, Atman, Karma Pala, Samsara, Moksa).
Sehingga konsep reinkarnasi betul-betul sesuai dengan ajaran samsara.
Baca juga: Perbedaan Raga Sarira, Suksma Sarira dan Antahkarana Sarira Dalam Kepercayaan Hindu Bali
Roh yang kembali lahir atau samsara (reinkarnasi) berarti belum mencapai moksa.
Seperti yang disebutkan dalam Wrhaspati Tattwa dan dalam Ghanapati Tatwa, roh yang baru mencapai tingkatan Atma Tattwa dan pada Sada Siwa Tattwa tingkat terendah.