Berita Buleleng
Dinas PUTR Buleleng Bangun Tiga Jembatan Dengan Anggaran Rp 14 Miliar, Ditargetkan Rampung November
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng tahun ini membangun jembatan yang ada di tiga titik, dengan anggaran mencapai Rp 14 Miliar.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng tahun ini membangun jembatan yang ada di tiga titik, dengan anggaran mencapai Rp 14 Miliar, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Perbaikan sudah mulai dilakukan pada bulan ini, dan ditargetkan selesai pada pertengahan November mendatang.
Kepala Dinas PUTR Buleleng, I Putu Adiptha ditemui Jumat 18 Juni 2021 mengatakan, jembatan yang dibangun diantaranya, jembatan yang ada di ruas jalan Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, jembatan yang ada di ruas jalan Desa Wanagiri-Gitgit Kecamatan Sukasada, dan jembatan yang ada di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan.
"Pengerjaannya dilakukan berbarengan, namun beda kontraktor," terangnya.
Adiptha menjelaskan, untuk jembatan yang ada di Lingkungan Bakung, sudah berusia 60 tahun, sehingga pihaknya memandang jembatan itu harus diganti.
• Kendaraan Hingga Mesin Milik Dinas PUTR Buleleng Dilelang
• Realisasi Pembangunan Jembatan di Bukit Galah Karangasem Capai 72 Persen
Terlebih, lokasi jembatan berada di jalan yang sangat curam, dan sangat membahayakan pengguna jalan.
Untuk itu, dalam pembangunan kali ini, jembatan akan dibuat lebih tinggi hingga 4 meter, dan diperlebar hingga 7 meter, dengan anggaran mencapai Rp 5 Miliar.
"Umur jembatannya sudah 60 tahun, jadi sudah sangat layak untuk diganti. Selama pembangunan, ruas jalan ditutup total. Jadi masyarakat harus menggunakan jalur alternatif, yang tembus di Lingkungan Bantang Banua, Kecamatan Sukasada," terangnya.
Sementara jembatan yang ada di ruas jalan Desa Wanagiri-Gitgit, kata Adiptha akan dibangun sepanjang 40 meter, dan lebar 7 meter, dengan anggaran mencapai Rp 6 Miliar.
"Jadi kalau mau ke Wanagiri, bisa lewat jalan alternatif ini. Lebih cepat, ketimbang lewat di jalan nasional," katanya.
Sedangkan jembatan di Desa Bungkulan, diakui Adiptha memang sempat menjadi polemik di masyarakat.
Pasalnya, jembatan itu putus akibat diterjang banjir bandang pada Februari 2017 lalu.
Perbaikan tak kunjung dilakukan karena sejatinya menjadi tanggung jawab BPBD.
Namun karena perbaikan lama dilakukan, sehingga menjadi polemik di masyarakat, Bupati akhirnya memutuskan untuk mengambil alih pembangunan, lewat dana DAK sebesar Rp 3 Miliar.
"Jembatan di Desa Bungkulan akan mulai dibangun minggu depan, dengan anggaran mencapai Rp 3 Miliar. Jadi tiga jembatan ini dikerjakan berbarengan selama enam bulan, dengan kontraktor yang berbeda," ucapnya.