Cara Mengatasi Benjolan
Benjolan di Miss V yang Kerap Dikhawatirkan Wanita, Mulai Kista Hingga Gejala Kanker
Benjolan ini bisa bervariasi ukurannya dan muncul di bagian-bagian tertentu seperti area luar vagina, bagian dalam, atau bibir vagina (Labia).
TRIBUN-BALI.COM - Miss V adalah bagian tubuh yang selalu dijaga para wanita.
Tak heran berbagai perawatan dilakukan apabila dirasa ada yang kurang atau mengganggu.
Yang juga kerap terjadi adalah, sejumlah wanita khawatir saat muncul benjolan di miss V atau vagina.
Benjolan ini bisa bervariasi ukurannya dan muncul di bagian-bagian tertentu seperti area luar vagina, bagian dalam, atau bibir vagina (Labia).
Tentu saja hal ini akan banyak menimbulkan pertanyaan bagi wanita jika tidak tahu cara mengatasinya.
Baca juga: Mengenal Lipoma, Benjolan di Bawah Kulit yang Lunak Hingga Bisa Digerakkan, Perlukah Operasi?
Terlebih area sekitar vagina biasanya cukup sensitif.
Namun memang sebaiknya jangan sepelekan benjolan ini, apalagi bila disertai tanda iritasi. Rasa tidak nyaman atau nyerinya bisa lebih kentara ketimbang di bagian tubuh lainnya.
Benjolan di vagina biasanya tidak bisa langsung dikenali. Gejalanya baru terasa setelah timbul perubahan warna kulit, nyeri, atau benjolan membesar, sebagaimana dilansir Womans Health.
Lalu apa itu benjolan di vagina dan bagaimana cara menghilangkannya?
Inilah penyebab berbagai benjolan di miss v, seperti dikutip dari Medical News Today, berikut beberapa di antaranya:
Kista vagina
Kista vagina adalah benjolan berupa kantong di dalam dinding vagina.
Beberapa jenis kista tersebut berisi nanah, kopong atau cuma berisi udara, atau jaringan parut. Jenis kista vagina meliputi:
- Kista bartholin yang tumbuh di salah satu atau kedua sisi lubang vagina
- Kista endometriosis berupa benjolan jaringan yang membentuk kista kecil di vagina
- Kista saluran gartner yang terbentuk selama kehamilan
- Kista inklusi vagina yang muncul setelah trauma pada dinding vagina, seperti setelah melahirkan, cedera, atau masalah lainnya.
Beberapa kista vagina berukuran besar dan nyeri, tetapi sebagian besar kista vagina berukuran kecil dan tidak memiliki gejala.
Baca juga: Waspadai Benjolan di Sekitar Ketiak, Bisa Jadi Tanda Kanker Payudara, Perhatikan 8 Cirinya
Polip vagina
Polip vagina adalah pertumbuhan jaringan kulit yang tidak ganas. Biasanya, polip vagina bukan gangguan kesehatan yang perlu dikhawatirkan.
Apabila terasa sakit atau menyebabkan pendarahan, polip vagina baru memerlukan tindakan medis.
Kutil vagina Kutil vagina adalan benjolan yang disebabkan infeksi virus human papillomavirus (HPV).
Infeksi virus ini bersifat menular dan bisa menyebabkan kanker.
Kutil di bagian dalam vagina umumnya tidak terasa. Namun, pertumbuhan kutil bisa dipantau di bagian luar lubang vagina.
Selain HPV, penyakit menular seksual herpes juga bisa memicu kutil vagina.
Gejala kutil vagina terkait herpes ini bisa mirip jerawat akibat rambut tumbuh ke dalam.
Terkadang benjolan di miss v juga terasa nyeri atau melepuh.
Kanker vagina
Kendati jarang terjadi, penyebab benjolan di miss v juga bisa terkait kanker.
Benjolan ini berupa pertumbuhan jaringan ganas di lapisan sel kulit atau kelenjar di vagina.
Gejala kanker vagina di awal antara lain pendarahan dan keputihan yang tidak biasa.
Jika kanker semakin parah, gejala lain yang dirasakan penderitanya termasuk sembelit, nyeri panggul, nyeri punggung, atau kaki bengkak.
Cara mengatasi benjolan di vagina disesuaikan dengan penyebab mendasarnya.
Apabila benjolan di miss v disebabkan kista, dokter biasanya mengantisipasinya dengan pemberian obat mengatasi infeksi.
Jika nyeri hebat muncul, penderita biasanya diresepkan obat antinyeri.
Benjolan di vagina yang disebabkan infeksi HPV tidak disembuhkan dengan obat.
Tapi, dokter jamak menghilangkan kutil dengan operasi atau perawatan lain.
Sedangkan cara menghilangkan benjolan di miss v terkait kanker biasanya dengan operasi, terapi radiasi, kemoterapi, dan pemberian obat-obatan.
Wanita yang mendapati ada benjolan di miss v perlu berkonsultasi ke dokter.
Terutama jika benjolan tersebut berdarah, mengeluarkan cairan berbau busuk, dan terasa nyeri.
Dokter akan mengevaluasi dan menentukan jenis perawatan yang tepat untuk mengatasinya. (*)