Berita Tabanan

Kisah Martin, Orangtua Meninggal Karena Sakit, Tak Punya Handphone untuk Ikut Pembelajaran Daring

I Putu Martin Suputra (9) tampak sibuk bermain di areal depan rumahnya di wilayah Subak Babakan, Banjar Lebah, Tabanan

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Babinkamtibmas Desa Marga, Aiptu I Ketut Sudilaksana saat mengunjungi Putu Martin di rumahnnya, wilayah Subak Babakan, Banjar Lebah, Desa Marga, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, Rabu 23 Juni 2021 - Kisah Martin, Orangtua Meninggal Karena Sakit, Tak Punya Handphone untuk Ikut Pembelajaran Daring 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - I Putu Martin Suputra (9) tampak sibuk bermain di areal depan rumahnya di wilayah Subak Babakan, Banjar Lebah, Desa Marga, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, Rabu 23 Juni 2021.

Ia merupakan seorang anak yatim piatu setelah ayah dan ibunya meninggal dunia karena sakit.

Dalam kesehariannya, ia diurus oleh pamannya yang tak lain adalah saudara kandung ayahnya.

Sesekali, sejumlah keluarganya juga memberikan support serta bantuan agar Putu Martin bisa hidup seperti anak lainnya.

Baca juga: Kisah Wayan Pujana 15 Tahun Jadi Driver Pengangkut Sampah di Bali, Tidak Takut Terserang Penyakit

Selain itu, Babinkamtibmas Desa Marga, Aiptu I Ketut Sudilaksana juga kerap menjenguknya dan membantunya.

Ketika dikunjungi di rumahnya, Putu Martin tampak sedang bermain dengan sepupunya atau anak dari paman yang mengurusnya.

Ia tampak riang gembira meskipun telah ditinggal oleh kedua orangtuanya sejak beberapa tahun lalu.

"Sekarang kelas 3 SD dan nanti jika sudah dewasa ingin jadi Polisi," ungkap Putu Martin saat dijumpai.

Dia mengatakan, ingin menjadi polisi agar bisa memberantas kejahatan yang ada di Indonesia, Tabanan khususnya.

"Biar bisa ngejuk maling," ucapnya.

Aiptu Sudilaksana menceritakan, Putu Martin ini merupakan satu orang bersaudara dari Made Sumertana dan Ibunya Ni Kadek Murniati (alm).

Ni Kadek Murniati sudah meninggal sekitar dua tahun yang lalu, dan Made Sumartana sudah meninggal lebih dari 6 bulan yang lalu.

Sebelum meninggal dunia, ayah Putu Martin mendapat program bantuan bedah rumah dan mulai tinggal di rumah bantuan tersebut.

Sebab, sebelumnya ia tinggal dalam areal satu lingkungan dengan keluarga lainnya.

Ketika mendapat bantuan bedah rumah kemudian tinggal di atas tanah warisannya tak jauh dari rumah tinggal awal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved