Berita Gianyar

Cerita Pedagang di Pasar Seni Sukawati Dihantam Pandemi, Gusti Ayu: Dulu Dapat 2 Juta, Kini 100 Ribu

Namun kondisi yang telah bagus, tidak dibarengi dengan keramaian pembeli. Terlihat pembeli yang datang sangat sedikit.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
kondisi di pasar seni sukawati, Rabu 30 Juni 2021 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pasar Seni Sukawati, Gianyar, Bali telah berubah menjadi lebih cantik.

Kini gedungnya baru, dengan area parkir lebih luas dibanding kondisi pasar zaman dahulu.

Bak sebuah mall, gedung pasar seni inipun berisi lift untuk bisa menaiki setiap lantainya.

Namun kondisi yang telah bagus, tidak dibarengi dengan keramaian pembeli. Terlihat pembeli yang datang sangat sedikit.

Baca juga: Banyak yang Heran Dengan Orang Terjebak di Lift Pasar Seni Sukawati Padahal Tak Ada Kerusakan

Mengingat kondisi pandemi akibat virus Covid-19, membuat ekonomi terpuruk.

Banyak pemutusan hubungan kerja, berdampak pada daya beli masyarakat.

Pembeli yang datang, mungkin bisa dihitung dengan jari.

Padahal sebelumnya, pasar seni ini terkenal cukup ramai didatangi pembeli dari masyarakat lokal dan tamu asing.

Pedagang duduk-duduk menunggu siapa yang datang dari balik lift, atau naik dari tangga.

Mereka berusaha memanggil sembari menawarkan barang dagangannya.

Sisanya hanya duduk saja, ada pula yang bengong mengaku belum dapat penglaris sama sekali.

Namun kini, para pedagang terlihat gusar setelah mendengar kabar bahwa masuk ke Bali akan kembali diperketat.

Pedagang harus kembali gigit jari, karena kondisi ini akan membuat pasar semakin sepi pembeli.

Satu diantaranya, Gusti Ayu yang telah 7 tahun berjualan di area lantai tiga.

Baca juga: PROFIL Made Muji Perajin Topeng Asal Puaya Sukawati, 30 Tahun Berkarya & Pengalaman Keliling Dunia

Pedagang pakaian ini menghela nafas panjang, memikirkan nasibnya ke depan.

Sudah setahun lebih ia menghadapi kondisi sepi pembeli.

Jika kondisi ini berjalan lebih lama lagi, ia tidak sanggup dengan kesulitan yang akan dihadapi di depan.

“Karena pandemi saja sudah sepi sekali, susah cari larisnya. Turunnya sampai lebih dari 50 persen,” jelasnya kepada Tribun Bali, Rabu 30 Juni 2021.

Apalagi Bali akan diperketat lagi, ia sangat kaget dan mengaku ingin menangis.

“Bagaimana caranya mencari uang sehari-hari,” katanya.

Harapannya agar pariwisata kembali dibuka, sehingga pedagang pasar seni kembali bisa mencari nafkah.

Protokol kesehatan juga sudah dijalankan dengan baik, seperti menggunakan masker dan hand sanitizer di setiap pedagang.

Ia berdoa agar pasar yang buka dari pukul 08.00-17.00 WITA ini, bisa kembali beroperasi normal.

“Sebab sekarang pembeli domestik saja, itupun tidak banyak. Tamu asing hampir tidak ada,” sebutnya.

Baca juga: Sempat Berusaha Kabur, Residivis Jambret Gigit Tangan Petugas Polsek Sukawati Saat Ditangkap di Bali

Ia mengaku, biasanya dapat jualan hingga Rp 2 juta per hari. Namun kini hanya mencari Rp 100 ribu saja susahnya setengah mati.

“Kami kan bukan pegawai negeri yang dapat gaji setiap bulan,” ujarnya.

Di sisi lain, Made Weju mengapresiasi jika masuk ke Bali diperketat.

Asalkan tujuannya untuk menanggulangi Covid-19, dan menjaga kesehatan masyarakat maka ia setuju saja.

Setelah semuanya bisa ditanggulangi, baru tamu dipersilakan datang dengan protokol yang ketat pula.

“Harapan kami pembelinya banyak, sekarang sepi sekali,” katanya.

Ia pun telah divaksin, dan berharap ekonomi serta pariwisata segera bisa berjalan normal.

Pasar seni memiliki dua area parkir yakni di basement dan di luar area basement (jalan raya).

Lantainya ada  4, dari ground hingga lantai 3.

Jika masuk ke ground maka kita akan melihat banyak pedagang aksesoris.

Seperti kalung, anting, gantungan kunci, topi, dan lain sebagainya.

Sementara lantai lainnya berisi pedagang pakaian. Seperti sarung, dress, atasan, bawahan, pakaian dewasa dan anak-anak. (*)

Artikel lainnya di Berita Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved