Cara Mengatasi Benjolan

Tanda-tanda Stres di Tubuh yang Kerap Tak Disadari, Diantaranya Muncul Benjolan Dan Gatal-gatal

Meskipun bisa sembuh dengan sendirinya, namun stres bisa berlangsung dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang. 

Editor: Eviera Paramita Sandi
Kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Stres bisa dialami setiap orang, dari anak muda hingga orang dewasa. 

Stres juga tak kenal waktu karena bisa terjadi kapan saja. 

Namun stres juga bisa mengganggu kesehatan fisik. 

Banyak orang menjadi sakit bukan karena sakit di tubuh namun berasal dari pikiran. 

Meskipun bisa sembuh dengan sendirinya, namun stres bisa berlangsung dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang. 

Baca juga: Cara Mengatasi Abses, Benjolan yang Muncul di bawah Permukaan Kulit

Jika dibiarkan dapat memicu penyakit kronis yang memicu kelelahan, sakit kepala dan depresi. 

Survei lembaga American Psychological Association mengatakan, hampir sepertiga orang di Amerika Serikat merasakan stres berdampak pada kesehatan fisik atau mental mereka.

Berikut ini adalah tanda-tanda stres di tubuh yang kerap tak disadari. 

Benjolan di Tubuh

Jika tubuh terdapat benjolan merah yang terasa gatal, bisa jadi benjolan itu dipicu stres.

Ketika tubuh mengalami stres berlebihan, sistem kekebalan menjadi enggak stabil dan tubuh mulai melepaskan senyawa kimia untuk melawan penyakit.

Apabila stres enggak kunjung hilang, tubuh akan mengembangkan reaksi alergi dan gatal-gatal.

Baca juga: Sekelompok Benjolan yang Tumbuh di Kulit Bisa Jadi Tanda 1 dari 11 Gejala Penyakit Jantung 

Ketika sistem kekebalan melemah karena stres, kulit juga bisa teriritasi oleh sabun, cuaca dingin atau panas, losion, dan deterjen.

Jika ada benjolan, letakkan handuk dingin dan lembap di area yang terkena, atau minum obat antihistamin apabila benjolan enggak hilang.

Berat Badan Tak Stabil

Stres memicu pelepasan hormon kortisol, yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses gula darah.

Stres mengubah cara kita memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat, yang dapat menyebabkan penambahan atau penurunan berat badan.

Stres juga dapat menyebabkan orang berperilaku enggak sehat seperti makan berlebihan (overeating) atau malah kurang makan.

Konsumsi kacang karena protein di dalamnya dapat membantu jika kita kurang makan, lalu serat membuat kita kenyang dan mencegah overeating.

Sakit Kepala Terus-Menerus

Jika kita jarang sakit kepala, namun sakit itu datang tiba-tiba kepala, bisa jadi kita merasa stres.

Stres melepaskan senyawa kimia yang menyebabkan perubahan pada saraf dan pembuluh darah di otak, dan memicu sakit kepala.

Selain itu, stres dapat memicu atau memperburuk sakit kepala sebelah.

Otot juga sering tegang saat kita stres, yang juga bisa menyebabkan sakit kepala.

Jika enggak pengin mengonsumsi ibuprofen, oleskan minyak lavender atau minyak peppermint ke pelipis saat merasa sakit kepala.

Perut Mulas

Stres dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan dan menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam pencernaan, sehingga perut terasa mulas.

Ini juga memperlambat pengosongan makanan dari perut, yang menyebabkan gas dan kembung.

Kondisi ini meningkatkan jumlah kontraksi usus besar, yang berujung pada kram dan diare.

Pilek

Stres menekan sistem kekebalan, yang membuat kita lebih rentan sakit.

Saat orang stres, kita bisa terkena penyakit seperti pilek karena sistem kekebalan enggak dapat menghalau virus.

Dilansir dari Kompas.com, para peneliti di Carnegie Mellon University di Pittsburgh melakukan uji coba dengan memberikan virus flu kepada partisipan.

Partisipan yang melaporkan mereka mengalami stres dua kali lipat berisiko jatuh sakit ketimbang mereka yang memiliki lebih sedikit masalah.

Satu studi menemukan suplemen seng atau pelega tenggorokan dapat mengurangi durasi pilek sekitar satu hari jika diminum dalam waktu 24 jam setelah merasa sakit.

Meditasi, olahraga teratur, dan banyak tidur juga dapat membantu kita menghilangkan stres dan meningkatkan sistem kekebalan.

Tumbuh Jerawat

Jika wajah tiba-tiba dipenuhi jerawat, stres dapat menjadi pemicunya.

Saat stres, tubuh memompa lebih banyak hormon seperti kortisol yang menyebabkan kelenjar kulit memproduksi lebih banyak minyak yang bisa terperangkap di dalam folikel rambut, bersama kotoran dan sel kulit mati yang menghasilkan jerawat.

Krim topikal yang mengandung benzoyl peroxide atau asam salisilat dapat membersihkan jerawat jika dioleskan secara teratur.

Jika pengin menggunakan cara alami, basuh wajah dengan teh hijau atau oleskan lidah buaya murni.

Sifat antibakteri pada teh hijau dan lidah buaya dapat membantu proses penyembuhan jerawat.

Susah Fokus

Stres juga bisa membuat kita sakit secara mental.

Terlalu banyak hormon stres kortisol menjadikan kita lebih sulit fokus atau konsentrasi, dan masalah memori serta kecemasan atau depresi.

Kita perlu bersantai sampai kita bisa kembali fokus, misalnya dengan berlatih untuk menutup mata dan menarik serta membuang napas perlahan.

Rambut Rontok

Kehilangan beberapa helai rambut adalah hal yang normal.

Namun stres dapat mengganggu siklus pergantian folikel rambut lama dengan yang baru.

Stres mendorong sejumlah besar folikel rambut ke dalam fase istirahat, dan beberapa bulan kemudian rambut itu rontok.

Selain itu, stres dapat membuat sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, yang mengakibatkan rambut rontok.

Dalam kondisi ini kita dituntut untuk sabar, sebab setelah tingkat stres kembali normal, rambut akan tumbuh kembali.(*).

Artikel ini telah tayang di https://cewekbanget.grid.id/read/062461258/kadang-enggak-disadari-ini-8-gejala-stres-yang-harus-diwaspadai?page=all

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved