Pura di Bali

Nunas Rezeki Hingga Kesembuhan di Pura Goa Peteng Jimbaran Badung

pura ini memang peteng atau gelap. Karena terletak di goa, dan memiliki tempat panglukatan di bawah goa tersebut.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Pura Goa Peteng 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bali sebagai destinasi seribu pura, memiliki banyak wisata spiritual.

Mulai dari Pura Besakih, Pura Lempuyang, dan masih banyak lagi pura lainnya.

Setiap pura ini memiliki keunikan tersendiri, yang membedakan pura satu dengan pura lainnya.

Satu diantara pura yang unik, dan memiliki kisah tersendiri adalah Pura Goa Peteng.

Baca juga: Pemangku Pura Jagatnatha Denpasar Dilatih Membuat Eco Enzyme Agar Bisa Memanfaatkan Bekas Sesajen

Sama seperti namanya, pura ini memang peteng atau gelap. Karena terletak di goa, dan memiliki tempat panglukatan di bawah goa tersebut.

Ada dua jalan menuju goa di pura ini, pertama menuju goa tempat malukat. Dan satunya lagi menuju goa nunas tirta.

Di atasnya ada palinggih dan tempat sembahyang. Pura yang berada di kawasan Banjar Cengiling, Desa Jimbaran, ditutupi oleh pohon beringin besar.

Berada di kawasan Kuta Selatan, pura ini masuk ke dalam wilayah Badung. Dan lokasinya dekat dengan pantai Kubu. Serta dekat pula dengan hotel Ayana.

 Jero Mangku Ketut Sendi menjelaskan pamedek yang ingin tangkil, harus melewati tangga dalam kegelapan hingga ratusan meter ke dalam goa.

Karena gelap dan tidak ada sumber cahaya matahari, maupun cahaya lampu buatan. Maka pamedek yang datang dengan pemangku, harus membawa senter atau lampu.

Kemudian di dasar goa pamedek akan melihat kolam. Dengan mata air jernih beralaskan karang dan kapur.

"Dahulu orang boleh berendam langsung ke mata air, namun sekarang tidak boleh lagi," jelas jero mangku kepada Tribun Bali, Minggu 4 Juli 2021.

Hal itu disebabkan karena bhatara yang berada di sana tidak senang. Apabila mata air itu dikotori baik sengaja maupun tidak sengaja oleh pamedek.

Maksudnya, dahulu pamedek boleh masuk ke dalam kolam mata air. Namun syaratnya tidak membuang air di dalamnya.

Baca juga: Makna Pura Umum dan Pura Teritorial dalam Hindu Bali

Namun dimungkinkan pantangan ini sering dilanggar, sehingga bhatara tidak senang.

Akhirnya pemangku lingsir yang sebelumnya, memberitahu pemangku alit agar tidak membiarkan pamedek masuk lagi ke dalam kolam mata air.

Kini telah disediakan air panglukatan di dekat mata air. Dan dicampur oleh pemangku dengan mengambil air di mata air tersebut.

Sebelum itu tentu saja dihaturkan canang, dan pamedek melakukan sembahyang serta yoga semadi.

Memohon apapun yang diinginkan, baik meminta pengobatan (tamba) atau rezeki. Dan lain sebagainya.

Setelah itulah, pamedek malukat dengan beberapa tahapan. Pertama berkumur tiga kali, raup tiga kali, dan diminum sebanyak tujuh kali. Baru airnya disiram ke kepala oleh pemangku.

"Dahulu pamedek bisa datang sampai malam bahkan tengah malam, sekarang agak jarang sampai malam," jelasnya.

Pantangan lain selain tidak boleh masuk ke dalam kolam sumber mata air. Adalah tidak boleh berkata dan berniat buruk di sana.

Konon orang yang berniat buruk, akan melihat ular besar layaknya ular piton di sana. Namun tidak perlu takut, karena ular tersebut adalah ular duwe.

Namun rasanya dimana saja, khususnya di pura tidaklah baik berlaku dan berkata yang kasar atau tidak pantas.

Jalan menuju pura ini cukup menantang, karena masih berupa jalan kapur. Serta banyak batu kerikil di antara jalannya. Sehingga perlu ekstra tenaga dan hati-hati saat melewatinya.

Baca juga: Kisah Angker Pura Goa Sudamala di Selat Karangasem, Bila Terkena Desti Hingga Cetik Bisa Disembuhkan

Pemangku menjelaskan, apabila hendak datang nangkil setidaknya membawa tiga buah pejati.

Pertama dihaturkan di tempat panglukatan, kedua dihaturkan ke genah nunas tirta, dan yang ketiga adalah dihaturkan di area palinggih.

Ada beberapa palinggih di sana, diantaranya adalah palinggih Dewa Siwa, Budha, Dewi Kwan Im, Dewa Ganesha dan masih banyak lagi. Sehingga banyak pamedek yang meminta rezeki hingga kesembuhan ke pura ini. (*)

Artikel lainnya di Pura di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved