Berita Denpasar

Vaksinasi Anak Dikebut Jelang Tahun Ajaran Baru, Dewan Bali Minta MOS Untuk Ditiadakan

Biasanya, awal masuk sekolah akan dimulai dengan adanya Masa Orientasi Siswa atau MOS secara tatap muka di jenjang SMP dan SMA/SMK.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/Rizal Fanany
Tim medis menyuntikkan vaksin sinovac pada siswa dalam kegiatan pencanangan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 tahun di SMP Negeri 2, Denpasar beberapa waktu lalu 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Tahun ajaran baru 2021/2022 sudah berada di depan mata.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Makin Meningkat di Bali, Pemprov Bali Aktifkan Tempat Karantina Terpusat di Kuta

Biasanya, awal masuk sekolah akan dimulai dengan adanya Masa Orientasi Siswa atau MOS secara tatap muka di jenjang SMP dan SMA/SMK.

Namun, DPRD Bali meminta agar MOS tatap muka kali ini kembali ditiadakan dan diganti dengan MOS secara virtual.

Ini dilakukan untuk mencegah adanya klaster baru di dunia pendidikan.

Mengingat, masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Saya tegaskan dan minta kepada Dinas Pendidikan Provinsi Bali, jangan laksanakan MOS secara tatap muka. Kalau dilaksanakan secara virtual atau online, silahkan," ujar Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta alias Gung Budiarta saat dikonfirmasi, Jumat 9 Juli 2021.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini Pemerintah baik pusat dan daerah sedang berfokus untuk menggenjot pelaksanaan vaksinasi untuk menciptakan herd immunity.

Politikus PDIP ini juga menyampaikan perhatian Pemerintah bukan hanya pada penanganan dan pengendalian Covid-19 saja, tetapi juga persoalan ekonomi masyarakatnya juga terus dipikirkan oleh Pemerintah.

Terlebih masyarakat Bali sudah tahu bahwa Bali hidup dari sektor pariwisata dan kondisi saat ini sektor pariwisata tengah kritis.

“Kita lakoni hidup di tengah pandemi, kita harus tetap taat dan penuh disiplin dengan protokol kesehatan,” tandas Gusti Budiarta.

Di sisi lain, Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali yang juga Anggota Komisi IV DPRD Bali, Wayan Rawan Atmaja juga sependapat dengan Gung Budiarta.

Menurut dia, MOS tidak mungkin dilaksanakan secara tatap muka melainkan harus tetap via online.

Bahkan, menurut Rawan Atmaja MOS tahun ajaran baru ini lebih baik ditiadakan.

Dia menyebut bahwa MOS dipastikan akan membuat kerumunan dengan jumlah siswa ratusan di setiap sekolah.

Hal ini mengkhawatirkan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved