Berita Badung

Tercatat Menurun, Penjualan Sapi di Pasar Beringkit Jelang Idul Adha Tercatat Hanya 50 Persen

Perayaan Idul Adha tahun ini terpaksa dibatasi mengingat kasus Covid-19 masih melonjak dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Karsiani Putri
Agus Aryanta
Kondisi sapi-sapi yang akan dijual di pasar Beringkit pada Jumat 16 Juli 2021 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Perayaan Idul Adha tahun ini terpaksa dibatasi mengingat kasus Covid-19 masih melonjak dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diberlakukan Jawa-Bali.

Hal tersebut pun berpengaruh pada penjualan sapi Bali di Pasar Hewan Beringkit.

BACA JUGA: Guna Meringankan Beban Pedagang, Polres Jembrana Bagikan Sembako Ke Pedagang Pasar Senggol Negara

Bahkan penjualan sapi awalnya diperkirakan hanya 20 persen namun hingga Minggu lalu penjualan sapi untuk Idul Adha sampai 50 persen saja.

Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana Kabupaten Badung, I Made Sukantra saat ditemui tak menampik hal tersebut.

Dirinya mengaku penjualan sapi di Pasar Hewan Beringkit, Kecamatan Mengwi mengalami penurunan.

"Turun penjualannya, saat pandemi memang sangat terasa. Bahkan pada idul Adha tahun ini penjualan sangat turun," ujarnya Jumat 16 Juli 2021.

Diakui orderan sapi dari Jawa juga sangat terbatas.

Apalagi saat mulai diberlakukannya PPKM Darurat, sudah tidak banyak lagi ada pesanan.

"Penjualan sapi sangat rendah, bahkan jatuh di angka 20 persen. Dari 20 ribu sapi yang kami sediakan, terjual hanya 50 persen atau sebanyak 10 ribu," ungkapnya

Dikatakan, selama pandemi Covid-19  memang sudah menunjukkan ada penurunan.

Bahkan penurunan tersebut sudah terlihat dari perayaan Idul Fitri 2021 lalu.

Menurut Sukantra, rendahnya penjualan disebabkan ketentuan pusat di mana dalam perayaan Idul Adha tahun ini tidak ada pemotongan hewan kurban secara besar-besaran, sehingga order sapi dari Jawa juga sangat dibatasi.

"Kalau situasi normal mulai dari sebulan hingga seminggu sebelum Idul Adha banyak permintaan jual beli sapi Bali setiap harinya. Saat ini untuk penjualan sapi potong sudah tidak ada pengiriman lagi. Pengiriman sudah dilakukan mulai tanggal 20 bulan lalu," terangnya.

Dijelaskan tahun lalu meski pandemi Covid-19 penjualan sapi lumayan banyak, yakni mencapai 18 ribu ekor.

Sapi Bali akunya dijual ke Jawa, termasuk Surabaya dan Jakarta.

"Dulu kita awalnya menyediakan 16 ribu ekor. Tapi terus mengalami peningkatan hingga terjual 18 ribu ekor," ucapnya.

Adapun yang diperjualbelikan seluruhnya sapi Bali yang memiliki berat khusus 350 kg.

Penjualnya berasal dari seluruh Bali seperti Nusa Penida, Klungkung, Karangasem, Buleleng, Bangli, Negara.

"Secara umum permintaan ordernya dari Jawa, Surabaya dan Jakarta. Tapi sampai juga ke Palembang hingga Kalimantan Utara," tegasnya lagi.

Meski minim order namun, Sukantra menyebut harga sapi hidup cenderung naik jelang hari raya idul Adha.

Dari semula Rp43 ribu per kilogram menjadi Rp 47 ribu per kilogram untuk harga sapi hidup.

"Kalau hari raya memang sedikit naik, tapi sapinya dipilih. Namun sampai sekarang sudah tidak ada pengiriman. Kalau ada pun dilihat pengiriman itu hanya untuk warga yang ingin memelihara, buka untuk di potong," tungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved