Serba Serbi
Sarana Upakara dan Harapan Umat Hindu Agar Mencapai Moksa
Dalam masyarakat Hindu di Bali, dan harapan untuk menuju konsep moksa. Tentunya memerlukan sarana dan prasarana berupa upacara.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Daksina bisa dipralina langsung malam atau hari itu juga. Apabila tidak, maka daksina bisa dipralina tiga hari kemudian," sebut pensiunan dosen UNHI ini.
Kemudian abu hasil pembakaran dan daksina yang telah dipecah, ditanam di tanah di belakang linggih Rong Tiga atau pretiwi.
Dan dijadikan satu. Setelah mendem (menanam), maka jangan lupa menghaturkan segehan putih kuning.
"Dari rangkaian upacara dan upakara tersebut di atas. Menandakan bahwa umat Hindu di Bali berusaha untuk mempersatukan atman dengan Brahman melalui jalan yadnya, sesuai dengan petunjuk sastra-sastra yang ada," jelas beliau.
Jalan yadnya ini adalah suatu usaha, untuk menyatukan atman dengan Brahman, agar atman tersebut dapat Amor Ing Acintya atau menyatu dengan Tuhan.
Serta terpelas dari belenggu maya, yakni hal-hal yang bersifat duniawi.
"Terlepasnya atman dari ikatan belenggu maya dan dapat menyatu dengan Brahman (Tuhan) inilah yang disebut dengan moksa," sebutnya.
Namun tentang hasilnya, sesungguhnya tetap ditentukan oleh subha asubha karma, atau perbuatan baik buruknya seseorang semasa hidupnya. (*).
Kumpulan Artikel Bali