Berita Denpasar

Kisah Sukses Pemilik Outlet Donat Red Bean Bali, Modal Rp 200 Ribu, Kini Untung Rp 130 Juta

Dengan modal awal Rp 200 ribu, kini Egi berhasil meraup untung hingga Rp 130 juta dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
KISAH Egi Bikin Donat Red Bean di Denpasar: Modal Rp200 Ribu, Belum Setahun Sudah Untung Rp130 Juta - Kisah Sukses Pemilik Outlet Donat Red Bean Bali, Modal Rp 200 Ribu, Kini Untung Rp 130 Juta 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Banyak orang beralih profesi berjualan sesuatu agar tetap dapat menghasilkan rupiah dan menyambung hidupnya.

Siapapun saat ini tengah berusaha menghadapi situasi pandemi Covid-19.

Salah satu diantaranya adalah Egi Stefanus owner Red Bean Donat yang outlet-nya saat ini sudah menjamur di Kota Denpasar, Bali.

Dengan modal awal Rp 200 ribu, kini Egi berhasil meraup untung hingga Rp 130 juta dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Baca juga: Ini Kisah Anggota Polda Bali Brigadir Hendra, Terpilih Bertugas Sebagai Peacekeepers di Afrika

Ia pun tak menyangka euforia masyarakat begitu besar dengan donat buatannya.

Kini Egi telah memiliki puluhan kios. Usahanya ini dimulai ketika pandemi Covid-19 mulai merebak di Kota Denpasar.

Kepada Tribun Bali, Egi berkisah tentang bagaimana awalnya ia memulai usaha ini.

“Awalnya saya ke Bali untuk bekerja waktu itu tahun 2019. Saya bekerja di salah satu toko kue di Denpasar. Kemudian pandemi. Jadi sistem kerjanya tidak setiap hari, bahkan sebulan hanya empat kali masuk kerja. Karena saya di sini ngekos, saya berpikir bagaimana caranya bayar kos, makan, dan lain-lain,” katanya, Selasa 20 Juli 2021.

Ide donat Red Bean pun tak langsung muncul begitu saja.

Sebelumnya Egi memang sangat menyukai kuliner dengan kacang merah.

Awalnya ia ingin membuat minuman berbahan dasar kacang merah.

Namun setelah ia melakukan browsing di internet ternyata sudah banyak usaha dengan ide minuman berbahan dasar kacang merah.

Ingin menampilkan yang lain, tercetuslah ide membuat donat berbahan dasar kacang merah.

“Jadi muter otak untuk bisa bertahan. Akhirnya kepikiran untuk membuat donat ini. Tapi di luaran sana usaha donat juga banyak. Jadi saya membuatnya agar beda dari donat pada umumnya. Munculah ide untuk buat donat krispi. Ide ini terinsipasi dari donat Thailand. Karena di Thailand sebelumnya sudah ada donat krispi, dan kebetulan di Bali belum ada,” kata pria yang berasal dari Tasikmalaya ini.

Selanjutnya ia pun membuat tester donat krispi tersebut lalu membagikan ke teman-temannya.

Di sana ia mendapatkan respon yang positif dari teman-temannya dan akhirnya ia membuka outlet donat Red Bean pertamanya.

Modal awal yang ia gunakan pun hanya Rp 200 ribu saja.

Dan usahanya tersebut ia mulai dengan online. Dari awal memulai usaha ini, semua ia lakukan sendiri.

Mulai dari pembuatan donat, promosi, hingga mengirim ke pelanggan.

"Jadi mulai dari donat sampai topping itu kreasi sendiri. Setelah berjualan selama sebulan, ada perputaran. Akhirnya ada dana untuk buka satu stand pertama di Monang-maning pada Juni 2020,” kata laki-laki kelahiran 1989 ini.

Dan ternyata, dia mengakui, antusiasnya luar biasa.

Hari pertama Egi mampu menjual 150 pcs donat hanya dalam 3 jam.

Kemudian usaha donatnya semakin berkembang dan lahirlah stand kedua, ketiga, dengan respon yang baik dan banyaknya tawaran kerjasama.

Saat ini terdapat stand yang aktif sebanyak 24 stand, dari total 30 stand. Stand tersebut tersebar di Denpasar, Badung, dan Singaraja.

Total semua pegawai 60 orang lebih.

Sementara sebelum PPKM jam bukanya tergantung pada lokasi stand. Ia juga mencatat, setidaknya dalam sebulan bisa terjual 80 ribu pcs donat dengan omzet kotornya mencapai Rp 130 juta.

Sedangkan jika dalam kondisi sepi, rata-rata terjual 25 ribu sampai 30 ribu pcs donat.

Untuk donatnya sendiri yang membedakan selain krispi, yakni varian rasa dan konsepnya.

Setidaknya saat ini usaha donatnya memiliki 16 rasa, diantaranya rasa cokelat, tiramisu, red velvet, keju, palm sugar, dan masih banyak lagi.

Donat-donat itu dibanderol mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 8 ribu saja per pcs.

Meski tak memiliki basic, Egi mengaku, dirinya sangat menyukai dunia usaha, utamanya di bidang bakery.

Sejak di bangku kuliah ia mulai membuka usaha-usaha kecil. Usaha donat krispi ini merupakan usahanya yang ke-8 yang terbilang cukup sukses.

“Memang saya sendiri suka buat usaha. Dan usaha donat ini adalah usaha saya yang ke-8. Tujuh usaha lainnya sudah tidak jalan. Saya pernah coba buat usaha bunga dari sabun, usaha kue, dan usaha lainnya, tapi ini usaha saya yang lumayan bagus,” jelas, pria yang menamatkan pendidikannya di D-III Jurusan Perhotelan ini.

Kedepannya tak hanya makanan. Egi berharap bisa mulai merambah ke bidang minuman.

Kepada para pengusaha muda Egi berpesan, agar terus melangkah, pantang menyerah, dan selalu berpikir positif.

“Kalau pikiran selalu negatif, hasilnya pasti akan negatif. Tapi kalau pikirannya positif, apa pun yang kita kerjakan, pasti akan selalu ada hasil yang positif,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Pura Beji Campuhan Tampaksiring, Tempat Malukat Bikin Awet Muda Hingga Sembuhkan dari Bebai

(Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved