Berita Bangli
Lebih dari 17,8 Ton Ikan Mati, Semburan Belerang Beralih ke Desa Songan Bangli
Fenomena semburan belerang di Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali hingga kini masih terjadi.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sementara pada Selasa 20 Juli 2021, berdasarkan informasi semburan belerang berpindah ke wilayah Banjar Ulundanu, Desa Songan.
“Mengenai kematian, kami belum mendapatkan informasi. Masih menunggu informasi dari ketua di masing-masing zona,” ujarnya.
Wania menambahkan, tidak banyak yang bisa dilakukan para pembudidaya ikan terhadap ikan yang mati akibat semburan belerang.
Yang bisa dilakukan hanyalah membersihkan bangkai ikan dari areal danau, serta mengumpulkannya untuk difermentasi menjadi pupuk.
“Bangkai ikannya tidak dijual. Bagi kami, ada yang mau menampung bangkai ikan saja kami sudah bersyukur,” katanya.
Kematian ikan sebagai dampak semburan belerang di Danau Batur menyebabkan kerugian di kalangan pembudidaya.
Terlebih bangkai ikan yang mati akibat semburan belerang, sudah tidak berharga.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan, I Wayan Sarma, mengatakan, semburan belerang yang terjadi selama enam hari ini, tergolong lama.
Sebab biasanya, semburan belerang hanya empat hingga lima hari.
“Berdasarkan pengalaman, paling lama semburan belerang selama sepekan. Mudah-mudahan besok sudah berakhir,” harapnya.
Sarma menyebutkan, selama enam hari semburan belerang di wilayah Banjar Seked, Desa Batur; Desa Kedisan; dan Desa Buahan, total bangkai ikan yang sudah berhasil dievakuasi 17,8 ton.
Jumlah tersebut diakui belum seluruhnya terangkut.
Baca juga: Cegah Pembalakan Liar, Masyarakat Minta Pengelolaan Danau Tamblingan dan Alas Mertajati Buleleng
Sebab pada hari ini, di wilayah Desa Buahan dan Kedisan, juga masih ditemukan bangkai ikan.
“Hari ini kita dapat satu truk bangkai ikan di Buahan dan Kedisan. Paling tidak, (beratnya) ada sekitar 4 ton. Kemudian di Desa Abang Batudinding yang belum terangkut, ada sekitar 2,5 ton. Di Abang Batudinding sekitar dua hari lalu kena imbasnya,” ucap Sarma.
Mengenai fenomena semburan belerang yang berdampak pada kematian ikan serta kerugian pembudidaya, Sarma mengatakan pihaknya sejak tahun lalu sudah mengusulkan ganti rugi para petani kepada pemerintah pusat.