Berita Klungkung

Kisah Perjuangan Ayu, Rawat 2 Anak Disabilitas di Klungkung, Sempat Buta Karena Gangguan Saraf Mata

Dewa Ayu Putu Raka (45), sedang mengurus kedua buah hatinya, saat ditemui di kediamannya yang sederhana di Desa Kusamba

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Dewa Ayu Putu Raka (45), sedang mengurus kedua buah hatinya, saat ditemui di kediamannya yang sederhana di Desa Kusamba, Klungkung, Kamis 22 Juli 2021 - Kisah Perjuangan Ayu, Rawat 2 Anak Disabilitas di Klungkung, Sempat Buta Karena Gangguan Saraf Mata 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Dewa Ayu Putu Raka (45), sedang mengurus kedua buah hatinya, saat ditemui di kediamannya yang sederhana di Desa Kusamba, Klungkung, Bali, Kamis 22 Juli 2021.

Penglihatannya yang sudah tidak normal, tidak menghalangi wanita itu merawat kedua buah hatinya yang mengalami disabilitas.

Baginya, kedua anaknya adalah segalanya.

Dewa Ayu Putu Raka memiliki dua orang putra, yakni Watnika (21) dan Dewa Gede Agus Prianika (17).

Baca juga: Kisah Sukses Jeff Bezos Mengalami Gravitasi Nol di Ketinggian 106 Km dari Bumi

Keduanya merupakan penyandang disabilitas, yang dalam kesahariannya sangat tergantung oleh orang lain.

Sementara, suami Dewa Ayu Putu Raka, Dewa Gede Adnyana (50), hanya seorang buruh serabutan yang juga kerap mengalami sakit.

Keluarga tersebut tinggal di rumah yang sangat sederhana di Banjar Prasatria I, Desa Kusamba, Klungkung, Bali.

Halaman rumahnya tidak terlalu luas, dan terdiri dari satu dapur dan satu rumah yang sederhana.

"Dulu anak saya ini terlahir normal keduanya. Tapi saat usianya 1 tahun, sering demam sampai kejang lebih dari 1 jam," ungkap wanita berkacamata tersebut.

Setelah diperiksakan ke rumah sakit, dokter mengatakan perkembangan otak kedua anaknya itu tidak normal.

Seiring waktu berjalan, anaknya berkembang tidak seperti anak seusianya.

Mereka tidak bisa berjalan, berbicara, maupun beraktivitas normal seperti anak seusianya.

"Anak saya yang besar tidak bisa ngapa-ngapain, karena kondisinya seperti itu. Kalau adiknya, walau kondisinya seperti itu bisa sedikit-sedikit buat porosan (bagian dari canang). Sempat juga minta buku tulis, saya belikan. Walau kondisinya seperti itu (disabilitas), ia punya semangat untuk bisa hidup normal seperti anak lainnya," jelas Dewa Ayu Putu Raka.

Sebelumnya, Dewa Ayu Putu Raka menjadi tulang punggung keluarga dengan membuat dan menjual canang ke pasar.

Lalu mengurus keluarga, termasuk kedua putranya yang disabilitas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved