Berita Bangli

Dinsos Bangli Buat Aplikasi SIDAK untuk Update Data Kemiskinan dan Supaya Lebih Transparan

Salah satu indikatornya dapat dilihat dari peralihan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri ke Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Kepala Dinas Sosial Bangli, I Wayan Karmawan. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Angka kemiskinan di Bangli diduga mengalami peningkatan.

Penyebabnya tidak lain karena dampak wabah virus corona setahun belakangan.

Dalam hal ini, Dinas Sosial Bangli berencana membuat aplikasi khusus, untuk mengetahui angka pasti serta lokasi warga miskin di Bangli.

Kepala Dinas Sosial Bangli, I Wayan Karmawan, Rabu (28/7/2021) tak memungkiri adanya dampak angka kemiskinan akibat wabah virus corona.

Baca juga: Tempat Isoter Hanya Diisi 20 Orang, Bupati Bangli Ubah Pernyataan Pelaksanaan Isoter Masyarakat

Salah satu indikatornya dapat dilihat dari peralihan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri ke Penerima Bantuan Iuran (PBI).

“Karena tidak mampu bayar akibat PHK, maka warga meminta agar jaminan kesehatannya ditanggung oleh pemerintah dengan menjadi peserta PBI,” ucapnya.

Lanjut Karmawan, dalam tiga bulan terakhir tercatat ada 3.000 lebih warga Bangli yang mengusulkan pindah kepesertaan ke Dinas Sosial.

Sesuai aturan, syarat pindah kepesertaan adalah peserta mandiri kelas III, berstatus sebagai warga miskin, serta melampirkan surat keterangan tidak mampu dari desa.

 “Selain itu, warga harus melunasi pembayaran iuran BPJS beserta tunggakannya, dibuktikan dengan memperlihatkan surat bukti pembayaran terakhir di bulan berjalan. Selain itu melampirkan fotokopi dokumen adminduk,” paparnya.

Mengenai angka pasti kemiskinan di Bangli secara keseluruhan, Karmawan mengatakan saat ini pihaknya masih dalam proses perbaikan data.

Pun pada tahun 2021, pihaknya sedang merancang aplikasi khusus bernama Sistem Informasi Data Angka Kemiskinan (SIDAK).

Mantan Kalak BPBD Bangli itu menjelaskan, SIDAK merupakan aplikasi khusus di Kabupaten Bangli.

Yang datanya kolaborasi antara Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik pemerintah pusat, serta hasil Musyawarah Desa (musdes) yang telah diverifikasi oleh OPD terkait.

“DTKS itu merupakan data lama. Bisa saja dalam DTKS ada 10 orang miskin, namun berdasarkan hasil musdes, ada 15 orang. Tujuan pembuatan aplikasi ini agar Bangli memiliki data kemiskinan terbaru serta lebih transparan. Jadi sekarang tidak ada lagi orang yang ngaku-ngaku miskin,” ucapnya.

Karmawan mengatakan, sesuai rencana aplikasi SIDAK akan di-launching pada bulan Agustus.

Baca juga: Lima Jabatan PPPK dan PNS di Bangli Nol Pelamar

Pihaknya berharap aplikasi ini mampu menjadi acuan pamerintah dalam penyaluran bantuan. Sehingga lebih tepat sasaran serta mampu menurunkan angka kemiskinan.

“Pada aplikasi ini sudah ada data orangnya, ada foto orangya, foto rumahnya, koordinat lokasi rumahnya juga ada. Termasuk bantuan apa saja yang sudah mereka dapatkan,” tandasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Bangli

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved