Breaking News

Berita Badung

Hobi Bersepeda dan Pecinta Kopi, Komang Gede Suastika Jualan Keliling Demi Bertahan Hidup di Bali

Komang Gede Suastika (36) menyeduh kopi di kawasan Jalan Raya Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu 4 Agustus 2021

Penulis: Rizal Fanany | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Rizal Fanany
Komang Gede Suastika (36) menyeduh kopi di kawasan jalan Raya Pantai Kuta, Badung, 4 Agustus 2021. Pria yang sebelum pandemi bekerja di sebuah hotel ,dan kini mencoba peruntungan menjual kopi keliling dengan menaiki sepeda untuk menambah pundi-pundi pendapatan keluarga - Hobi Bersepeda dan Pecinta Kopi, Komang Gede Suastika Jualan Keliling Demi Bertahan Hidup di Bali 

Komang mengaku, pendapatan bersih penjualan kopi ini Rp 25 ribu per hari.

"Pendapatan bersih Rp 25 ribu per hari. Kalau kopi saja nggak nutup, maka saya tambahin jual teh anget d es kelapa muda. Ya disyukuri aja. Semoga semakin banyak yang beli," harapnya.

"Keuntungan Rp 25 ribu sehari sebenarnya tidak menutup kebutuhan sehari-hari keluarga, tetapi masih ada lah penghasilan di kondisi seperti sekarang. Daripada berdiam diri saja di rumah tanpa bisa menghasilkan, lebih baik ada pemasukan sedikit demi sedikit bisa membantu kan lumayan," paparnya.

Ia mengaku terbantu oleh istrinya yang sekarang masih bekerja di koperasi.

"Sehari-hari kebetulan istri kerja di koperasi. Itu pun sama pendapatannya dengan saya. Dan saya saat ini sangat terbantu dengan istri karena saya menanggung 2 anak dan orangtua. Kalau kita diam saja di rumah hanya ngandalin gaji istri, juga nggak cukup. Ya, saya juga harus bantu juga. Nanti hasil jualan kopi ini sedikit bisa saya sisihkan untuk keperluan lainnya. Saya juga belum tahu omzetnya berapa karena masih satu minggu jualan," paparnya.

Ia mengisahkan, selama pandemi dan penerapan PPKM Darurat masih bekerja di hotel, tetapi hari kerja dikurangi.

"Kalau di awal pandemi 2020 masih ada kerjaan. Di hotel masih ada event dan wisatawan yang menginap. Tapi selama PPKM, sistem kerjanya setiap orang dijatah harinya. Saya kalkulasi dalam 1 bulan jadwal kerja saya hanya empat kali. Sistem penggajiannya setiap kerja digaji saat itu. Mulai awal PPKM berlaku memang hotel turun drastis. Sepi sekali," ceritanya.

Ia tidak menduga virus Covid-19 ini dapat membuat tak berdaya pariwisata di Bali.

"Kalau sekarang jujur kita dari kecil tumbuh di Kuta sebagai objek dan destinasi pariwisata. Kita terlena di sini. Dari kecil orangtua kerja di hotel. Kita santai di sini. Segala apa yang kita inginkan terpenuhi. Sekarang kita nggak kepikiran kena pandemi dan dampaknya seperti ini. Pariwisata mati," jelasnya.

Baca juga: Kisah Greysia/Apriyani Sebelum Sukses Raih Emas Olimpiade, Lanny: Paling Rajin, Sering Tambahan

Ia berharap pemerintah mengkaji ulang penerapan PPKM sebab Bali mengandalkan pariwisata.

"Harapannya, mudah-mudahan pemerintah mengkaji kembali PPKM karena di Bali mengandalkan pariwisata. Biar kami bisa kerja kembali. Pariwisata dibuka dan semoga kehidupan kembali seperti dulu,” katanya seraya menyebutkan, ia berencana terus berjualan kopi seandainya PPKM masih diperpanjang. (zal/zae)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved