Breaking News

Berita Bali

Panggung Seni Tradisi Tampilkan Tari Sang Hyang dan Kecak dari Ubud Gianyar

Antida Music Production bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar acara Panggung Seni Tradisi

Dok. Panitia Panggung Seni Tradisi
Panggung Seni Tradisi Tampilkan Tari Sang Hyang dan Kecak dari Ubud Gianyar 

Tari Sang Hyang Jaran ini juga ditarikan dengan mata terpejam, dengan gerakan berjalan, berlari kecil, sambil menginjak dan menendang bara api dari serabut dan batok kelapa dengan kaki telanjang.

Tarian ini juga merupakan tarian sakral yang di tarikan sebagai penolak bala dan mengusir wabah penyakit.

Kedua tarian Sang Hyang tersebut pada masa sebelum pandemi di pentaskan sebagai sebuah pertunjukan profan oleh sekeha seni tradisi Trena Jenggala Padangtegal Ubud yang kini akibat pandemi telah vakum pentas hampir satu setengah tahun.

"Rangkaian program Telusur Seni Tradisi ini merupakan sebuah upaya dari Antida Music Production untuk mendokumentasikan beragam bentuk kekayaan seni tradisi yang ada di Bali. Bagaimana merawat sebuah tradisi dan harus dijaga, dilestarikan dan juga didokumentasikan untuk menjadi jembatan yang menghubungkan kembali generasi muda Bali dengan seni budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Selain itu untuk memberikan wadah kepada para sekeha atau sanggar tari tradisi yang selama pandemi ini vakum dari panggung seni. Melalui kegiatan pementasan ini diharapkan dapat memberikan kegairahan kembali kepada para seniman seni tradisi untuk terus memelihara optimismenya," kata Anom Darsana, pendiri Antida Music Production.

Baca juga: Mengenal Jenis Tarian di Bali, Tari Wali Menjadi Sakral Apabila Disucikan dengan Upacara dan Upakara

Pementasan panggung seni tradisi ini diselenggarakan secara streaming dari Museum Seni ARMA.

"Saat ini kunjungan wisatawan ke Bali sangat menurun dan menjadi tugas kita bersama untuk bersinergi dengan semua pelaku industri kreatif serta para seniman untuk membangkitkan kembali pariwisata di Bali. Salah satu cara adalah memulainya dari skala kecil dengan menciptakan kegiatan-kegiatan kreatif yang mengaplikasikan sistem hybrid dengan menghadirkan penonton dalam jumlah terbatas dan ditayangkan pula secara virtual,” kata Reza Fahlevi, direktur event daerah Kemenparekraf.

Setiap kegiatan di lokasi menerapkan protokol kesehatan ketat dengan standar CHSE, seluruh panitia dan seniman yang terlibat juga wajib swab antigen terlebih dahulu.

"Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik kita akan bisa secara perlahan menumbuhkan kembali rasa percaya dan rasa aman kepada wisatawan untuk datang ke Bali dan ke Ubud," katanya. (*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved