Wawancara Tokoh

Penjelasan Ketua MUI Denpasar terkait Tahun Baru Islam, Puasa, Bersyukur, dan Membantu Orang Lain

Selain Ramadan, Muharram juga merupakan salah satu bulan yang penting dalam kehidupan umat Islam di dunia

Penulis: Ragil Armando | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
istimewa/Drs. Saifuddin Zaini
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar, Drs. KH. Saifuddin Zaini, M.Pd,I. - Penjelasan Ketua MUI Denpasar terkait Tahun Baru Islam, Puasa, Bersyukur, dan Membantu Orang Lain 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selain Ramadan, Muharram juga merupakan salah satu bulan yang penting dalam kehidupan umat Islam di dunia.

Ini karena dalam bulan tersebut merupakan awal dari tahun baru Islam yang dinamakan tahun hijriah.

Tahun tersebut dinamakan dengan Kalender Hijriah karena pada tahun pertama kalender ini terjadi peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 Masehi.

Kali ini, tahun baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah jatuh pada Selasa 10 Agustus 2021.

Baca juga: Bincang dengan Ayahanda Apriyani Rahayu Peraih Emas Olimpiade, Amirudin: Anak Saya Selalu Juara

Untuk mengetahui lebih jauh perayaan Tahun Baru Islam 1443 H dan berbagai amalan serta hikmah perayaan tersebut di masa pandemi Covid-19, Tribun Bali mewawancarai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar, Drs KH Saifuddin Zaini MPdI. Berikut petikannya:

Kali ini Tahun Baru Islam 1443 H bertepatan dengan masa pandemi Covid-19, dimana banyak keterbatasan-keterbatasan yang dialami umat manusia akibat mewabahnya penyakit ini.

Apa yang harus umat Islam lakukan di tahun yang baru pada masa pandemi ini?

Kita ini umat Islam memiliki tahun baru, Tahun Baru Islam Hijriah.

Maka untuk menyambut 1 Muharram ini, yang pertama kita mesti menumbuhkan rasa terimakasih kita kepada Allah, bersyukur.

Seperti apa bentuk rasa syukur yang harus dilakukan umat Islam dalam menghadapi pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun ini?

Rasa syukur itu bisa diwujudkan antara lain sah-sah saja dan tidak perlu menganggap sesat dan salah orang yang menyambut tahun baru di tempat yang sama di masjid, di musala, karena duduknya menjadi I’tikaf, beribadah,

Selain memanjatkan doa untuk mengakhiri dan mengawali tahun baru, apakah ada amalan-amalan lainnya sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur karena diberi kesehatan di tengah pandemi?

Menjadi sah-sah juga mereka berkumpul melafalkan kalimah-kalimah thoyyibah, antara lain amalan yang bisa kita lakukan menyambut tahun baru.

Kalau amalan dasar itu, kalau puasa kita laksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Baca juga: Bincang dengan Kepala PPATK Dian Ediana Rae, Dian: Ini Inkonsistensi, Mencurigakan

Dalam berbagai amalan yang ditujukan untuk meraih pahala dari Allah Swt, apakah ada hikmah secara sosial dari amalan-amalan tersebut?

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved