Wawancara Tokoh
Bincang dengan Menpora Zainudin Amali, Adopsi Aturan Olimpiade untuk PON Papua
MENTERI Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, akan mengadopsi aturan ketat Olimpiade Tokyo 2020
Bagaimana pandangan Pak Menteri terkait izin penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2 yang diberikan Polri mengacu pada penyelenggaraan Piala Menpora yang pernah dilaksanakan sebelumnya?
Pada saat penyelenggaraan pra musim turnamen Piala Menpora sebelum izin saya melakukan rapat koordinasi yang melibatkan PSSI, PT LIB, BNPB, Satgas Covid-19 dan Polri.
Saya undang mereka, saya dengarkan pemaparan dari PSSI dan LIB seperti apa rencana kegiatan.
Dua hal saya tekankan rencana kegiatan dan penerapan prokes.
Kita berkesimpulan kita bisa jalan. Sama halnya penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2, kompetisi yang menjadi harapan stakeholder sepakbola terutama masyarakat kita.
Waktu Piala Menpora menjadi penjamin karena kita lihat situasi sekarang sedang pandemi.
Masyarakat kita terkurung di rumah dan mereka perlu tontonan sebagai hiburan.
Dan hasil survei luar negeri rakyat Indonesia 70 persen suka bola.
Bayangkan kalau bola tidak jalan.
Dari pengalaman Piala Menpora ternyata kita bisa, suporter kooperatif tidak ada lagi nonton bareng.
Mereka sudah tahu yang boleh masuk ke stadion hanya maksimal 299 orang.
Di awal pertandingan persahabatan di Stadion Madya itu saya sampai pegang checklist.
Saya cek tanya ke panitia bus pemain stop di mana terus ke mana dan dimana kamar gantinya.
Jadi saya cek detail.
Saya ingin tunjukkan ke penyelenggara kalian jangan main-main saya pegang checklist sesuai pemaparan rakor.
Minuman pemain juga tidak boleh bergantian.
Memang agak boros tapi tidak apa-apa langsung buang.
Kalau untuk menghindari arak-arakan bagaimana Pak Menpora?
Saya kira pengalaman kita setelah Piala Menpora ditutup ada yang meluapkan kegembiraan berlebihan di Jakarta.
Dan juga ada yang meluapkan kekecewaan berlebihan di Bandung.
Jadi yang menang selebrasi yang kalah ada mess klub dilempari dan sebagainya.
Dari pengalaman ini saya kira durasinya panjang.
Kalau turnamen hanya satu bulan sehingga tempat atau daerah yang memiliki potensi arak-arakan akan gaduh sudah bisa diantisipasi.
Teman-teman dari Polri saya kira mereka sudah terlatih untuk hal itu.
Paling penting tidak ada yang terprovokasi.
Yang lalu itu kan melalui medsos ngajak emang tujuannya mau ngaco.
Dibilang ajakannya itu tim kesayangan akan datang ke air mancur dan ternyata itu tidak ada.
Tapi yang terlanjur gembira mereka datang.
Saya kira ini menjadi pelajaran pihak keamanan dan suporter kita.
Saya berencana akan lakukan kembali ngobrol bareng pemilik klub seminggu menjelang pembukaan.
Aspirasinya luar biasa.
Yang penting saya menjamin turnamen bisa jalan dan kalian tertib.
(tribun network/reynas abdila)
Kumpulan Artikel Wawancara Tokoh