Berita Bangli
Dapat Bantuan Pompa Hidram Dari Kodam IX Udayana, Artawan Berharap Mampu Tekan Harga Air
Warga di Banjar Serai, Desa Penglumbaran Susut mendapatkan bantuan pompa hidram dari Kodam IX Udayana.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Warga di Banjar Serai, Desa Penglumbaran Susut mendapatkan bantuan pompa hidram dari Kodam IX Udayana.
Pompa tersebut diharapkan bisa menganti pompa yang lama karena dianggap terlalu boros.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Bangli Siapkan Aplikasi Data Isolasi Desa, Pengerjaan Telah Mencapai 90 Persen
Perbekel Desa Penglumbaran, Susut I Wayan Artawan saat ditemui Rabu 18 Agustus 2021 mengatakan, sebelumnya di wilayah Banjar Serai sudah teraliri air bersih karena sempat memanfaatkan air PDAM sekitar tahun 1996.
Namun, karena harus bergiliran dan mendapatkan air lima hari sekali, akhirnya pihak banjar menggunakan sumur bor sekitar tahun 2003.
"Sumur bor itu merupakan hasil reses DPRD Bangli," ucapnya didampingi Kadus Serai, I Nyoman Artana.
Pemanfaatkan sumur bor hanya berlangsung tujuh tahun.
Penggantian sumur bor karena kelebihan pemakaian mengingat ada dua dusun yang memanfaatkan, yakni Serai dan Kembang Merta.
Hal ini menyebabkan mesin sumur bor cepat rusak, dan membutuhkan anggaran besar untuk penggantian mesin.
"Bianyanya mencapai Rp20 juta untuk penggantian mesin," katanya.
Oleh sebab itu, pada tahun 2011 warga memutuskan membangun pompa secara swadaya.
Kata Artawan, ada 85 pelanggan yang memanfaatkan pompa ini, dan pengelolaannya dilakukan oleh Banjar Dinas.
Pompa ini memanfaatkan listrik dengan biaya beban Rp25 ribu per bulan, dan biaya air Rp5000 untuk 1 -10 kubik.
"Rata-rata pemakaian rumah tangga Rp40 ribu sampai Rp45 ribu. Sedangkan pemakaian untuk bisnis seperti para peternak, Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per bulan," ujarnya.
Kendati dikelola oleh Banjar Dinas, pihaknya menegaskan pengelolaan air untuk warga tidak berorientasi terhadap keuntungan.
Penggunaan pompa air nyatanya dirasa terlalu berat oleh masyarakat Banjar Serai.
Walaupun sejak pandemi Covid-19 biaya beban telah dikurangi menjadi Rp20 ribu, begitu pun biaya air untuk 1 hingga 10 kubik, dikurangi menjadi Rp2500.
"Akhirnya dari informasi Babinsa, ada program dari TNI yang menyiapkan pengadaan pompa hidram. Kita coba akses untuk dipakai di Banjar Serai," ujarnya.
BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam
Menurut dia, penggunaan pompa hidram lebih menghemat biaya operasional karena penggerakan pompa menggunakan sistem gravitasi air yang dimanfaatkan menjadi tekanan.
"Kalau pompa yang lama, hidup jam 7 pagi sampai jam 15.00 Wita. Sedangkan kalau menggunakan pompa hidram kan ngalir terus tanpa pembiayaan listrik. Sehingga hanya perlu biaya pemeliharaan alat saja. Dengan demikian diharapkan pula untuk harga air bisa lebih diturunkan," jelasnya.
BACA JUGA: Laklak Merah Putih Warung Secret Aan, Menyirat Pesan Perjuangan di Situasi Krisis
Pembuatan pompa hidram dilakukan sejak tanggal 7 Juli, dan kini sudah menyentuh 90 persen.
Pengerjaannya dilakukan secara swakelola, sinergi antara masyarakat dengan TNI.
"Setelah aktifnya pompa hidram ini, otomatis pemanfaatan pompa yang lama akan lebih jarang. Pompa yang lama ini akan menjadi cadangan, apabila kedepannya terjadi gangguan di pompa hidram," tandasnya. (*)