Terorisme
Kotak Amal Teroris Disebar di Warung Makan dari Parung Hingga Bojonegoro
Argo Yuwono menambahkan, organisasi terlarang Jamaah Islamiah memang sengaja menempatkan kotak amal tersebut di titik-titik yang ramai masyarakat.
"Memang, kelompok JI sendiri dan dia ingin menggunakan momen 17 Agustus Hari Kemerdekaan," ujar Argo.
Menurut Argo, hal itu diketahui setelah tim Densus 88 usai melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka yang ditangkap itu. Dari pemeriksaan itu diketahui juga puluhan orang tersebut diketahui berasal dari jaringan Jamaah Islamiyah.
Namun, Argo tidak merinci lebih lanjut mengenai rencana teror yang akan dilakukan oleh jaringan teroris itu.
Argo melanjutkan, 58 orang itu ditangkap di 11 provinsi. Rinciannya, delapan orang ditangkap di wilayah Sumatra Utara. Kemudian, tujuh orang di wilayah Lampung, tiga orang di wilayah Jambi.
Sebanyak tiga orang ditangkap di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan empat orang, Sulawesi Tengah empat orang. Di Banten enam orang. Di wilayah Jakarta Barat empat orang. Lalu, sebanyak enam orang ditangkap di Jawa Timur.
Selanjutnya, tiga orang ditangkap di Jambi, tujuh orang ditangkap di Lampung, dan satu orang ditangkap di Kalimantan Barat.
"Dari puluhan ini, sebanyak 55 orang adalah jaringan Jamaah Islamiyah. Lalu, tiga orang merupakan pendukung ISIS di Kalimantan Timur," ucap Argo.
Aswin menjelaskan penangkapan tersangka teroris dari jaringan Jamaah Islamiyah selalu mengalami peningkatan drastis.
Jumlah tangkapan itu terbanyak jika dibandingkan dengan kelompok lain. Jamaah Islamiyah merupakan organisasi teror yang tersebar di wilayah Asia Tenggara. Kelompok ini bertanggung jawab atas serangan bom Bali pada 2002 lalu.
"Pada 2019 ada 25 orang, tahun 2020 ada 64 orang dan sekarang (2021) sampai dengan Agustus saja sudah 123 orang," ucap Aswin.
Meski sudah puluhan orang anggotanya yang ditangkap, Jamaah Islamiah masih memiliki ribuan anggota di seluruh Indonesia. Polisi memperkirakan masih ada sekitar 1.600 anggota Jamaah Islamiah di seluruh Indonesia.
Hal itu diketahui berdasarkan anggota JI yang tertangkap oleh Densus 88 Antiteror Polri. "Sampai saat ini dari keterangan tersangka ini ada sekitar 1.600 personel aktif di JI. Kita tidak tahu mereka merekrut siapa-siapa. Tapi setelah dilakukan penangkapan kita baru tahu oh ternyata jumlahnya sekian," kata Argo.
Ia menyampaikan banyaknya anggota JI tidak terlepas dengan pola rekrutmen pimpinan organisasi terlarang tersebut. Mereka dinilai lihai menjerumuskan masyarakat agar mau masuk sebagai anggotanya.
"Jumlah kan itu tergantung dari kepala bidang di JI ini untuk merekrut orang. Bagaimana kepiwaian dia, bagaimana mereka mengajak orang untuk ikut di dalam JI itu. Jadi itu tergantung," tukasnya.
Anggota Jamaah Islamiah sebelumnya diperkirakan sebanyak 6.000 orang di Indonesia. Namun pada November 2020 lalu, petinggi JI bernama Upik Lawanga yang juga biasa dijuluki penerus dokter Azhari tertangkap.