Berita Bangli

Kasus Covid-19 di Bangli Terus Turun Sejak 3 Hari Terakhir, Dirgayusa:Penerapan Isoter Cukup Efektif

Kendati demikian, jumlah kasus yang bertambah menunjukkan tren penurunan, khususnya dalam dua hari terakhir.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Humas Satgas Covid-19 Bangli, I Wayan Dirgayusa 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Perkembangan kasus sebaran virus corona di Bangli dalam sepekan terakhir cenderung masih menunjukkan penambahan kasus aktif.

Kendati demikian, jumlah kasus yang bertambah menunjukkan tren penurunan, khususnya dalam dua hari terakhir.

Hal tersebut dikatakan Humas Satgas Covid-19 Bangli, I Wayan Dirgayusa, Senin 23 Agustus 2021.

Berdasarkan data selama sepekan terakhir, angka penambahan kasus memang sempat naik dengan 84 kasus, pada tanggal 18 Agustus, dari penambahan 32 kasus pada hari sebelumnya.

Baca juga: Pemkab Bangli Siapkan Rp 75 Miliar untuk Pembangunan Dua Gedung di RSU Bangli

Namun demikian, lanjut dia, jumlah penambahan kasus aktif harian berangsur-angsur mengalami penurunan.

 Terutama pada tiga hari terakhir, yakni 50 kasus pada tanggal 21 Agustus, 28 kasus pada tanggal 22 Agustus, dan 14 kasus pada tanggal 23 Agustus.

"Selain kasus harian yang menunjukkan tren penurunan, angka kesembuhan mengalami peningkatan dari tiga hari terakhir. Yakni 24 orang pada tanggal 21 Agustus, 43 orang pada tanggal 22 Agustus, dan hari ini sembuh 44 orang," sebutnya.

Menurut Dirgayusa, penerapan isolasi terpusat (isoter) cukup efektif dalam penurunan kasus aktif di Bangli.

Sebab dari pemantauannya, tidak terjadi perkembangan titik koordinat perkembangan kasus.

"Sebelumnya, saat melaksanakan isolasi mandiri masih terjadi sebaran kasus di wilayah sekitar. Namun sekarang tidak terjadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa warga disiplin dalam melaksanakan isoter ini," jelasnya.

Diketahui, Bangli menerapkan dua pola isoter, yakni Isoter berbasis desa, dan isoter berbasis kabupaten.

"Aturannya juga jelas dan tegas. Di mana warga yang akan menjalani isoter desa, akan dicek kelayakan bangunannya oleh tim satgas. Apabila dinyatakan layak, maka dipersilakan isoter desa. Sebaliknya, jika tidak layak, maka wajib menjalani isoter kabupaten, di Balai Diklat RSJ Bali," jelasnya.

Demikian pula, hanya warga yang terindikasi sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) yang boleh menjalani isoter desa.

 Sedangkan isoter kabupaten, mengutamakan warga yang bergejala. Sebab ada kecenderungan, warga yang bergejala ringan terkadang menjadi bergejala sedang.

Baca juga: Disdikpora Bangli Kejar Target Vaksinasi Siswa Selesai Pada Bulan September

"Itu yang dikhawatirkan tenaga medis. Sehingga diarahkan yang bergejala, untum isoter di Kabupaten. Mereka yang bergejala perlu pengawasan, perlu konsultasi, perlu pemantauan perkembangan dari setiap gejalanya. Apakah mengarah ke gejala sedang atau bagaimana. Karena di sana tenaga medisnya 24 jam. Sehingga jika gejalanya bertambah, bisa dengan cepat diantisipasi," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved