Berita Jembrana

Warga dan Penumpang di Terminal Gilimanuk Dibuat Heboh Oleh Seekor Rusa Liar yang Berlarian

Seekor rusa liar berlarian tak tentu arah di kawasan Terminal Gilimanuk.Sontak saja, hal ini kemudian membuat warga dan penumpang heboh

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Karsiani Putri
Istimewa
Seekor rusa liar berlarian tak tentu arah di kawasan Terminal Gilimanuk. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Seekor rusa liar berlarian tak tentu arah di kawasan Terminal Gilimanuk.

Sontak saja, hal ini kemudian membuat warga dan penumpang di terminal Gilimanuk heboh.

Dugaannya, rusa liar itu berlarian keluar habitat, disebabkan musim kemarau panjang.

 Sehingga membuat sumber air serta makanan di dalam Taman Nasional Bali Barat (TNBB) berkurang.

Seorang saksi mata, Made Dester mengaku, pertama kali melihat rusa liar keluar dari habitatnya.

Apalagi sampai berkeliaran ke terminal dan sekitaran pelabuhan Gilimanuk.

Rusa itu nampak kebingungan.

Dan ini kejadian pertama kali di tahun 2021.

Sebelumnya memang ada, namun sudah beberapa tahun silam.

"Tumben ada seperti ini Pak, dulu ada tapi sudah lama. Di tahun 2021 ini tumben ada rusa kebingungan. Mungkin dia mau cari makan cari air bingung dia, akhirnya dia lari ke selatan lalu ke timur di depan museum lepas dia, bebas, liar,” ucapnya Minggu 29 Agustus 2021.

Kejadian rusa liar ini sendiri menurut informasi terjadi pada Sabtu 28 Agustus 2021 sore hari.

Sehingga bukan pada hari ini.

Dugaannya rusa itu karena kekurangan sumber air dan makanan maka terjadi nampak kebingungan seperti yang dilihat oleh warga sekitar.

BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam

BACA JUGA: Meski Pandemi, Pembeli Siberian Husky Tetap Ramai, Bisa Hasilkan Omzet Rp25 Juta Per Bulan

Petugas Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Appanto DW, seizin Kepala Balai Barat mengatakan, bahwa rusa itu berjenis kelamin betina.

Dari fisik atau kondisi tubuh rusa tidak nampak ada kekerasan akibat ulah hewan liar lainnya atau manusia.

Maka dari itu kesimpulan awal dikarenakan menipisnya makanan rusa dan sumber air di habitatnya.

"Dari sore menjelang malam kemarin rusa tidak kita jumpai. Kemungkinan sudah masuk lagi ke dalam kawasan (habitatnya). Keluarnya dari kawasan itu kemungkinan disebabkan karena satu musim kemarau. Sehingga kesulitan untuk mencari sumber mata air. Apalagi di kawasan, sulit untuk mencari sumber mata air bahkan hampir tidak ada,” ungkapnya.

Ia menambhakan, bahwa dugaan yang kedua saat memasuki kawasan pemukiman warga ada anjing.

Sehingga membuat rusa itu ketakutan juga ketika ada kerumunan orang.

Sehingga rusa tidak masuk kedalam kampung tapi kembali lagi ke dalam kawasan.

Dari informasi masyarakat, kondisi masih sehat tidak ada luka.

“Kami dari TNBB akan menyiapkan delapan tangki bak air. Untuk populasi diperkirakan mencapai sekitar 900 ekor,” bebernya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Tags
Jembrana
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved