Corona di Bali
Dikatakan Meninggal Faktanya Tidak, Polresta Denpasar Panggil Dinkes, Kadiskes Bali: Human Error
Seorang wanita di Denpasar, Bali, dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani isolasi terpusat (isoter).
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Pihaknya dari Tim Satreskrim Polresta Denpasar bersama jajaran tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut.
"Iya benar, dia (Ketut JG) masuk data meninggal tapi faktanya tidak meninggal," ujar Kompol Mikael Hutabarat, Minggu 5 September 2021.
Dalam kasus ini, rencananya akan ada beberapa pejabat yang dipanggil pihak kepolisian Polresta Denpasar.
Rencananya petugas akan melakukan penyelidikan terhadap data warga yang terkonfirmasi meninggal dunia karena Covid-19 yang tidak sesuai fakta di lapangan.
Adapun pihak terkait yang akan dipanggil, diantaranya Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar beserta jajaran.
Selain itu, Koordinator Satgas Covid beserta petugas lainnya, Direktur RS Sanglah, Direktur RS Wangaya berserta jajaran.
"Besok kita panggil mereka, untuk dilakukan pemeriksaan terkait hal tersebut," tambahnya.
Baca juga: Ini Kendala Pembuatan Tempat Pengelolaan Limbah Medis Covid-19 di Bali
Kadiskes Provinsi Bali Angkat Bicara
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, angkat bicara terkait wanita yang dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani isolasi terpusat (isoter), yang tersebut masih hidup dan kini tengah beristirahat di kampung halamannya.
Sebelumnya JG terkonfirmasi positif Covid-19 pada tanggal 24 Agustus 2021, ia kemudian menjalani perawatan isoter di Hotel Prime Biz Kuta.
Mengenai hal tersebut, Suarjaya mengatakan, terdapat human error atau salah input oleh petugas penginput data yang bertugas pada saat itu.
"Itu memang ada human error, ada salah ngeklik. Tidak usah diperpanjang itu salah klik sehingga harusnya isolasi sudah sembuh malah diklik meninggal. Nanti tim pusat datang, kita rekon data jadi yang salah-salah kita benerin. Bisa saja terjadi human error," katanya, Senin 6 September 2021.
Lebih lanjutnya, Suarjaya mengatakan, petugas yang salah menginput data tersebut merupakan petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
"Kadang-kadang mungkin karena banyak itu kan satu klik itu selesai isolasi intinya suttle akhir mungkin ngekliknya salah," tambahnya.
Sementara, hasil dari pemanggilan pejabat terkait oleh Polresta Denpasar, yakni pada datangnya tim pusat atau Kemenkes yang akan melakukan crosscek atau mengecek kembali data.