Berita Bali
Kisah Pande Yuga Membuat Keris di Bali, Puasa Nasi Putih Setiap Purnama, Ada Bahan Campuran Meteor
Berbagai macam pusaka seperti keris, pisau, tombak dan juga prapen atau tempat pembuatan keris diupacarai
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Selain memperhatikan hari baik, dirinya juga melakukan puasa setiap Purnama.
Puasa yang dilakukan yakni tidak memakan nasi putih setiap Purnama, dan selama mengerjakan keris dirinya juga tidak makan daging hewan berkaki empat.
“Sebenarnya dilakukan puasa nasi putih selama 42 hari sebelum mulai membuat keris, tapi karena baru memulai, saya ambil puasa saat Purnama. Karena pembuatan keris ini harus dengan keinginan yang baik,” katanya.
Saat memulai pembuatan, mereka yang memesan keris juga ikut memulai menempa bahan pembuatan keris ini.
Ia menambahkan, pemesanan keris ini tidak tergantung kondisi ekonomi, melainkan tugas atau pawisik yang diterima orang yang mau memesan.
“Tapi memang harus membuat pusaka ini ada yang untuk tujuan ngayah, sehingga ngayah ini lebih utama daripada kondisi dan dampak Covid-19,” katanya.
Yuga merupakan Mpu Keris yang sangat muda dan menggeluti dunia pembuatan keris atau pande keris mulai September 2018 lalu ketika masih berusia 23 tahun.
Untuk membuat keris ini, dirinya hanya belajar dua tahun dari sang ayah, sebelum sang ayah jatuh sakit dan meninggal.
Sisanya, ia belajar membuat keris dari leluhurnya lewat mimpi.
"Saya ingin sekali belajar, namun bapak saya keburu sakit dan akhirnya saya belajar dari leluhur saya lewat mimpi. Saat bapak meninggal hanya mewariskan 8 pusaka dan prapen ini dapat kebakaran. Dan itu perjalanan saya sebagai pande keris," katanya.
Sementara itu, salah seorang pembuat keris Ananda Bayu Mahendra Putra dari Banjar Kayu Mas Kaja Denpasar mengatakan, dirinya membuat keris untuk ageman di rumah.
Baca juga: Kisah Barbara Olson saat Tragedi 9/11, Sempat Telepon Suami dari Pesawat Laporkan Pembajakan
Bermula saat kuliah ada teman bulenya yang menunjukkan koleksi keris padanya.
“Orang luar bangga dengan keris Bali, maka saya sebagai orang Bali harus bangga juga memiliki keris Bali. Tapi baru bisa terwujud saat ini keinginan itu,” katanya.
Ia membuat dua buah keris yakni keris lurus yang dinamai Indra Kusuma dan satu keris luk tujuh.
“Lewat keris ini saya juga memperkenalkan kepada anak saya terkait keris Bali agar ia bisa menghargai dan bangga dengan budayanya,” katanya. (I Putu Supartika)
Kumpulan Artikel Bali