Berita Denpasar

Kadinkes Denpasar Bantah Kabar Tersangka, Kasus Salah Input Data Pasien Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Ni Luh Sri Armini mengaku telah diperiksa polisi terkait kasus ini.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini - Kadinkes Denpasar Bantah Kabar Tersangka, Kasus Salah Input Data Pasien Covid-19 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Polisi masih mendalami kasus salah input data pasien Covid-19.

Dalam kasus ini, pasien yang sudah sembuh justru identitasnya masuk ke data pasien meninggal.

Bahkan data tersebut sudah masuk ke operator pusat Kemenkes RI.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Ni Luh Sri Armini mengaku telah diperiksa polisi terkait kasus ini.

Baca juga: Update Kasus Kesalahan Input Data Pasien Covid-19, Polisi Masih Mendalami Kasusnya

Setelah pemeriksan tersiar kabar, ia akan dijadikan tersangka akibat lalai hingga terjadi salah input data tersebut.

Namun Armini mengaku tidak mendengar kabar itu.

"Kalau penyelidikan ya ditanya-tanya bagaimana prosesnya dan lain sebaginya. Saya tidak pernah dengar, sejauh ini belum ada disampaikan seperti itu (menjadi tersangka)," katanya, Rabu 15 September 2021.

Dokter Armini mengatakan, petugas yang menangani terkait data sudah memiliki kualifikasi sebagai operator Satgas Covid-19.

Armini menilai, kesalahan ini manusiawi karena petugas kelelahan.

"Kalau menurut saya sih sesuai ya dia kan, SKM (Sarjana Kesejahteraan Masyarakat). Bisa komputer juga, mungkin biasa karena manusia error karena banyak tugasnya, bebannya tinggi dan itu sudah koordinasi dengan Pusat. Langsung diinfo dari polisi dan langsung kami tindak lanjuti, kan sudah berubah statusnya," jelas dia.

Ia mengatakan, sejauh ini, petugas yang salah input data tidak diberikan sanksi.

Ini karena Armini berprinsip tak mau menyalahkan saja tanpa melihat beban kerja petugas.

"Tidak (pemberian sanksi) karena kami paham bagaimana bebannya mereka," kata dia.

"Jadi tidak menyalahkan saja kami lihat bebannya dan sebagainya. Namanya manusia bisa saja salah klik. Sistem juga tidak bisa ngomong, jadi harus berkoordinasi," sambung dokter Armini.

Kata dia, kemungkinan kasus kesalahan input data tidak terjadi sekali saja karena banyaknya data kasus Covid-19 yang masuk.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved