Berita Bali

Dewa Wisnu Menjelma Menjadi Awatara Demi Menyelematkan Dunia

Dalam ajaran agama Hindu, dikenal adanya Awatara Dewa Wisnu, sebagai penyelamat dunia di setiap zaman

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Net
ILUSTRASI. Dalam ajaran agama Hindu dikenal adanya Awatara Dewa Wisnu, sebagai penyelamat dunia di setiap zaman., 

Tak lain adalah Dewa Wisnu yang berinkarnasi menjadi Rama yang bersenjata Kampak atau kapak, dan muncul saat zaman Treta Yuga.

Awatara ketujuh, adalah Rama Awatara. Atau perwujudan Dewa Wisnu sebagai sang ksatria, yang muncul pada zaman Treta Yuga.

Beliau hadir untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan angkara murka atau kejahatan dari Sang Rahwana. 

Selanjutnya, adalah Krishna Awatara atau Awatara ke-8.

Beliau lahir sebagai putra Wasudewa, dan muncul saat Dwapara Yuga.

Kisahnya tercatat dalam epos Mahabarata, sebagai sekutu dari Panca Pandawa dalam memberantas kejahatan 100 Korawa di medan perang Kuruksetra. 

Awatara ke-9 adalah Budha Awatara dimana Dewa Wisnu bereinkarnasi menjadi Budha Siddharta Gautama, muncul saat Kali Yuga.

Beliau hadir untuk meluruskan pelaksanaan dan pengalaman agama Hindu. 

Terakhir atau Awatara ke-10 adalah Kalki Awatara. Dimana Dewa Wisnu akan datang pada zaman Kali Yuga (era sekarang).

Untuk menyelamatkan manusia dari goncangan kejahatan. Konon Kalki Awatara adalah orang cebol sebagai pemusnah kejahatan. 

Baca juga: Pemujaan Dewa Wisnu, Ini yang Dipersembahkan Saat Rabu Paing Kuningan

Perlu diketahui bahwa ajaran Awatara Dewa Wisnu ini, masuk ke dalam kelompok Satwika atau Purana Satwika yang menguraikan tentang Dewa Wisnu sebagai dewa pujaan yang utama.

Sehingga Dewa Wisnu sebagai manifestasi Tuhan dipandang oleh pengikutnya sebagai dewa tertinggi. 

Kitab Purana merupakan ajaran pemujaan kepada Tuhan dalam tiga perwujudan. Diantaranya Brahma, Wisnu, dan Siwa atau yang dikenal dengan nama Tri Murti.

Sehingga Purana yang dalam bahasa Sansekerta, berarti tua, kuno, milik zaman kuno, cerita kuno.

Adalah kitab yang memuat cerita dan keterangan mengenai tradisi yang berlaku pada zaman dahulu kala.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved