Tips Kesehatan

Ketahui Inilah Batas Wajar Pria Mengeluarkan Sperma dalam Seminggu

seberapa sering seoarng individu mengeluaran sperma bisa berbeda-beda, tergantung usia, kondisi kesehatan dan status hubungan pribadi masing-masing.

Editor: Harun Ar Rasyid
kompas.com
Ilustrasi sperma 

TRIBUN-BALI.COM - Penelitian menyebutkan jikalau ejakulasi mempunyai manfaat bagi kesehatan pria.

Salah satu manfaat dari ejakulasi adalah mencegah pria terjangkit kanker prostat.

Hal ini membuat para pria bertanya, berapa kali idealnya sperma harus keluar dalam seminggu?

Dikutip dari Medical News Today, disebutkan bahwa tidak ada patokan pasti berapa kali seminggu sperma harus keluar.

Intensitas ejakulasi atau seberapa sering seoarng individu mengeluaran sperma bisa berbeda-beda, tergantung usia, kondisi kesehatan dan status hubungan pribadi masing-masing.

Penelitian tahun 2015 juga memaparkan bahwa frekuensi bercinta dan seringnya sperma keluar bisa semakin menurun atau makin jarang seiring pertambahan usia.

Baca juga: Apakah yang Terjadi Jika Pria Mengeluarkan Sperma Setiap Hari? Berikut Penjelasan Ahli

Akibat sering mengeluarkan sperma bagi tubuh juga tidak bisa digeneralisir antara satu pria dengan pria yang lainnya.

Namun, sebuah penelitian yang dilaporkan European Urology tahun 2016 menyebut, ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan bisa mengurangi risiko kanker prostat pada pria.

Dengan kata lain, untuk mencegah kanker prostat, pria perlu mengeluarkan sperma setidaknya empat kali dalam seminggu.

Kendati ada temuan studi antara kanker prostat dan frekuensi ejakulasi, namun penelitian tersebut masih perlu riset lebih lanjut.

Pasalnya, studi tersebut hanya mengandalkan laporan dari responden dalam medio 1992 sampai 2010.

Para responden melaporkan frekuensi ejakulasi per bulan dan apakah mereka mengidap kanker prostat atau tidak.

Baca juga: Begini Ungkap Ahli Jika Pria Mengeluarkan Sperma Setiap Hari, Patahkan Mitos Ini

Penelitian tersebut dianggap belum menyakinkan karena mengandalkan laporan dari responden, bukan dari pengamatan laboratorium terkontrol.

Sehingga, ada kemungkinan hasilnya belum cukup akurat karena responden bisa saja tidak jujur melaporkan frekuensi ejakulasinya.

Studi yang lain pada 2004 juga berupaya membuktikan kaitan frekuensi sperma keluar dengan risiko kanker prostat.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved