Tips Kesehatan

Sperma Lama Tidak Dikeluarkan, Apakah Berbahaya Bagi Kesehatan?

Bagaimana jika seorang laki-laki tidak mengeluarkan spermanya dalam jangka waktu yang lama?

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
kompas.com
Ilustrasi seorang pria. Bagaimana ketika seorang laki-laki tidak mengeluarkan spermanya dalam jangka waktu yang lama? 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bagaimana jika seorang laki-laki tidak mengeluarkan spermanya dalam jangka waktu yang lama?

Begini penjelasan dr. Oka Negara selaku dosen FK Udayana dan Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar.

"Jadi begini, sperma kan dihasilkan setiap hari dan dimatangkan setiap tiga hari sekali.

Jadi spermatozoa yang ada di saluran reproduksi yang sudah diproduksi.

Baca juga: Amankah Masturbasi atau Berhubungan Intim Setiap Hari?

Kalau tidak terjadi hubungan seksual, masturbasi, mimpi basah karena tidak ada fantasi seksual yang memicunya.

Sperma ini akan diserap langsung di jaringan," katanya pada, Selasa 28 September 2021. 

Selama ini banyak beredar mitos yang mengatakan, jika sperma tidak dikeluarkan dalam waktu yang lama akan membuat testis menjadi kembung.

Padahal jika sperma tidak dikeluarkan, dr. Oka mengatakan tidak ada masalah.

Selain itu juga ada isu dimana melakukan hubungan seksual sering atau jarang akan berpengaruh pada prostat.

Lagi-lagi dr. Oka membantah dan menegaskan kalau hal tersebut hanya mitos. 

"Beda halnya pada kasus mereka yang sudah suami istri rutin berhubungan dua kali atau tiga kali dalam satu minggu.

Lalu tiba-tiba pasangannya pergi dan lama tidak berhubungan seksual. Nantinya itu akan berakibat pada psikis saja.

Seperti rasa tidak nyaman, pusing jadi lebih ke psikis, bagaimana dia ingin mendapatkan hal yang menyenangkan dari hubungan seksual.

Atau masturbasi atau tidak relaks. Padahal sebenarnya di saluran reproduksi pun tidak terjadi apa-apa," tambahnya.

Baca juga: Sebuah Studi Menyebut Air Mani Bermanfaat untuk Perawatan Wajah, Benarkah Begitu?

Lebih lanjutnya, dr. Oka menerangkan, jika ingin mendapatkan kesenangan secara rutin tidak ada pasangan seksualnya.

Solusinya dengan mencari pasangan seksual, seperti mencari istri atau suami baru.

Namun bisa saja melakukan hubungan seksual tanpa pasangan. Misalnya bermasturbasi cukup.

Itu juga sama-sama dapat dikategorikan aktivitas hubungan seksual, namun hanya beda sensasi saja.

(*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved