Berita Bali

Empat Jam Raup Rp 80 Ribu, Remaja Ini Ngamen di Denpasar Pakai Udeng untuk Hidupi Anak Istri

NB (16) diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Selasa 28 September 2021.

Tribun Bali/Putu Supartika
Pengamen berpakaian adat Bali yang diamankan Satpol PP Denpasar - Empat Jam Raup Rp 80 Ribu, Remaja Ini Ngamen di Denpasar Pakai Udeng untuk Hidupi Anak Istri 

Salah satunya dengan melakukan koordinasi antarlembaga, di kabupaten/kota maupun di lingkungan Pemprov Bali.

Hal ini karena sesuai instruksi Gubernur Bali, Wayan Koster menurutnya para pengamen, gelandangan, dan gepeng tersebut diminta dibina.

"Jadi maraknya pengamen, gepeng, yang bertebaran lah di prapatan jalan-jalan besar kita sudah sempat koordinasikan dengan Dinas Sosial, Satpol PP Denpasar dan Badung untuk antisipasi, termasuk juga bukan mengambil alih tapi mencoba sesuai arahan Pak Gubernur untuk menindaklanjuti pembinaan," katanya, Selasa.

Dewa Dharmadi menyebutkan, setelah mengamankan para pengamen, gelandangan, dan gepeng, pihaknya langsung mendata untuk segera dilakukan koordinasi dengan daerah asalnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai pelatihan-pelatihan keterampilan kerja maupun UMKM kepada para pengamen, gelandangan, dan gepeng.

Terkait dengan pelatihan tersebut, ia menjelaskan jika nantinya mereka akan ditampung di asrama yang dimiliki Dinas Sosial di wilayah Pemogan, Denpasar Selatan.

Sedangkan, para pelatihnya berasal dari Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali.

Psikolog: Anaknya Tidak Ingin Ikut

PSIKOLOG UPTD PPPA Kota Denpasar I Putu Galang Darma Putra S mengatakan, ada tiga aspek yang menyebabkan anak tersebut ikut turun ke jalan.

Pertama, aspek biologis karena terdesak kebutuhan dasar, seperti makan, termasuk ekonomi.

Kedua, aspek psikologis karena terdesak dalam hal ekonomi, maka muncul rasa tidak nyaman dan aman.

“Karena keadaan ekonomi mereka tidak terpenuhi, maka mereka merasa tidak aman dan nyaman, itu termasuk pada aspek psikologis,” kata Galang.

Ketiga, aspek sosial karena adanya ajakan dari teman maupun orangtua.

Apalagi banyak anak yang berasal dari satu daerah yang sama ikut menggepeng ataupun menjadi pengasong.

“Ada ajakan dari temannya dan juga orangtua. Bahkan ada orangtua lain yang menitipkan anaknya, sehingga mereka juga diajak menggepeng. Apalagi menurut pengakuannya banyak anak dari desanya yang juga melakoni hal itu,” katanya.

Selain itu, menurutnya sebagian anak kecil akan merasa nyaman saat bersama orangtuanya, meskipun diajak untuk menggepeng ketimbang tinggal di rumah sendiri.

“Padahal saat ditanya sebenarnya anak ini tidak ingin melakoni hal ini, tapi karena diajak ibunya maka mereka merasa lebih nyaman,” katanya.

Selain memberikan konseling kepada anaknya, dirinya juga memberikan konseling dan edukasi kepada orangtuanya.

“Kami berikan penyadaran bahwa anak kecil itu tugasnya bermain dan belajar, bukan bekerja. Bahkan saya tanya orangtuanya, dia tidak tahu berapa umur anaknya. Jadi kesadaran administrasinya juga rendah,” katanya. (sup/gil)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved