Berita Gianyar
Musim Kawin Kokokan di Petulu Gianyar Sudah Dekat, Pengelola Harapkan Kunjungan Wisatawan
Musim kawin Kokokan sebentar lagi, pengelola berharap wisatawan datang untuk menikmati pemandangan penuh burung Kokokan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Bulan Oktober 2021 tinggal beberapa hari lagi, yang menjadi musim burung bangau atau Kokokan.
Karena itu, masyarakat di Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali mulai bersiap-siap menyiapkan tempat penangkaran untuk menyambut burung yang menjadi ikon desa tersebut.
Wisatawan pun diharapkan datang untuk menikmati pemandangan penuh burung Kokokan ini.
Dimana biasanya dari Oktober hingga Desember, kawasan Banjar Petulu Gunung akan dipenuhi burung Kokokan yang bertengger di pepohonan.
Pengelola Obyek Wisata Kokokan Petulu, Made Rawa, Rabu 29 September 2021, mengatakan, pihaknya berharap saat Oktober 2021 tiba, wisatawan sudah banyak yang datang ke Bali.
Baca juga: Proyek Objek Wisata Kokokan di Desa Petulu Ubud Mangkrak, Dewan Bali & Tokoh Masyarakat Temui Wagub
Sebab saat itu, Kokokan sudah memasuki musim kawin, sehingga momen tersebut bisa mendatangkan wisatawan ke banjarnya.
"Harapan kami, pas musim kawin dijadikan spot utama bagi wisatawan," ujarnya.
Namun, kata dia, jika wisatawan ingin datang saat ini, mereka juga bisa melihat Kokokan yang hidup liar.
Sebab beberapa Kokokan sudah kembali ke habitatnya untuk persiapan musim kawin.
Kawanan burung ini mulai hinggap di pohon-pohon di telajakan rumah warga sampai ke Pura Desa Bale Agung, Desa Adat Petulu.
Kata dia, saat ini pihaknya sedang menyiapkan tempat penangkaran. Sebab jumlah Kokokan mencapai ribuan.
Sementara kondisi alam di kawasannya sudah mengalami perubahan.
Sebab ada sejumlah pohon besar di kawasan banjar yang ditebang untuk keselamatan masyarakat.
"Sarangnya sangat rentan, bertelur di pohon dan kena hujan tidak akan bisa menetas.
Karena itu kami sediakan tempat penangkaran yang aman, supaya jumlah telur yang menetas bisa banyak," ujarnya.
Baca juga: Tren Positif di Dua Obyek Wisata, Uluwatu & Pantai Pandawa Jadi Primadona, Taman Ayun Masih Sepi
Dia mengungkapkan, dengan berkurangnya pohon-pohon besar tempat hinggapnya Kokokan, populasi Kokokan di Desa Petulu juga berkurang.
"Sebagian Kokokan mungkin juga telah membentuk koloni di tempat lain, sehingga jumlah populasi di tempat kami mengalami penurunan sedikit," ujarnya.
Disebutnya, saat musim kawin jumlah Kokokan mencapai ribuan, sebagiannya bersarang di rumah warga.
Yang bersarang di rumah warga ini biasanya gagal menetas.
Sebelumnya ada sekitar 60an ekor Kokokan yang bertelur di rumah warga, hanya sebagian yang berhasil menetas, karena kena hujan.
"Karena itu kami siapkan tempat yang aman bagi telur Kokokan," ujarnya.
(*)