Berita Bali
Sisa 25% Sekolah Belum PTM, Disdikpora Bangli: Ada Kelas Masih Renovasi
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Bangli telah digelar sejak Senin 27 September 2021.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Bangli telah digelar sejak Senin 27 September 2021.
Jumlahnya terus bertambah dan hingga kini telah mencapai 75 persen sekolah yang sudah PTM terbatas.
Masih ada sekolah yang belum bisa.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Bangli, I Wayan Gede Wirajaya, berdasarkan data per hari Kamis 30 September 2021, jumlah sekolah yang terkonfirmasi siap menggelar PTM terbatas tercatat ada 156 sekolah, dari total 191 sekolah. Di antaranya 131 SD, dan 26 SMP.
Baca juga: Bupati Badung Tinjau PTM Terbatas di Sejumlah Sekolah, Sudah Siapkan Sistem Mitigasi
“Tidak semuanya serentak di tanggal 27 September, karena PTM terbatas ini kembali pada kesiapan masing-masing sekolah, serta situasi dan kondisi di lingkungannya,” ujar dia saat dikonfirmasi, Jumat 1 Oktober 2021.
Kata Wirajaya, dari jumlah tersebut ada 32 SD yang menyatakan belum siap menggelar PTM terbatas.
Ini karena sekolah tersebut masih dalam tahap rehabilitasi ruang kelas.
Selain SD, di level SMP juga ada sekolah yang sedang renovasi.
“Kemungkinan sekolah yang lainnya juga sama karena tahun ini memang banyak kegiatan rehabilitasi SD. Namun untuk kepastiannya, kami belum menerima konfirmasi dari sekolah bersangkutan,” ungkapnya.
Ia bersyukur hingga kini belum ada laporan mengenai penyebaran kasus Covid-19 sepanjang PTM terbatas digelar.
Namun demikian, ia mengaku ada sekolah yakni di SDN 2 Abuan, Susut yang sementara menggelar pembelajaran daring.
“Itu karena ruang kelasnya digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi masal. Sehingga pada hari ini (kemarin), proses belajar mengajar kembali menggunakan metode daring,” ucapnya.
Dinas Kesehatan Bangli telah bersurat ke Disdikpora mengenai pemanfaatan ruang kelas tersebut, serta telah mendapatkan izin.
Kata dia hal ini tidak menjadi masalah, sebab vaksinasi masyarakat tujuannya demi keselamatan bersama secara luas.
Tanggung Jawab
Sementara di Tabanan, siswa tampak antusias hari pertama PTM, kemarin.
Namun Satgas Covid 19 Tabanan mewanti-wanti seluruh sekolah agar jangan sampai ada klaster baru.
Jika ditemukan, sekolah tersebut akan ditutup sementara.
Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan, I Gede Susila mengaku sudah meninjau langsung pelaksanaan PTM di sekolah hari pertama.
Kata dia sekolah sudah sangat siap menjalankan PTM ini dengan penerapan prokes ketat.
"Kami lihat langsung juga tadi di hari pertama para siswa sangat antusias sekali datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran. Kemudian penerapan prokesnya juga sudah sangat baik," kata Susila.
Kata dia, sekolah harus benar-benar bertanggung jawab dengan kondisi sekolahnya agar jangan sampai melanggar prokes terutama saat jam pulang sekolah.
"Artinya pihak sekolah harus bisa mengaturnya jangan sampai menimbulkan kerumunan. Intinya patuhi prokes dengan baik astungkara berjalan dengan baik," pesannya.
Bagaimana tambahan waktu PTM kedepan? Susila mengaku tak mau gegabah.
Ia akan memastikan pelaksanaan PTM berjalan dengan baik dan kasus Covid 19 di Tabanan juga melandai.
Tergantung situasi, jika aman akan ditambah menjadi tiga kali dalam sepekan dan seterusnya.
Baca juga: PTM di Kabupaten Karangasem Rencananya Akan Digelar 4 Oktober 2021 Mendatang
Tatap Muka dan Imunitas
Kepala SMPN 1 Tabanan, I Wayan Widarsa mengungkapkan, seluruh siswa antusias mengikuti PTM ini setelah sekian lama mereka menjalani pembelajaran secara daring.
"Siswa kami sangat antusias mengikuti PTM di hari pertama ini. Astungkara dengan PTM ini imun siswa meningkat," kata Widarsa.
Ia menjelaskan, pihaknya menerapkan dua pola pembelajaran yakni tatap muka dan daring.
Di hari pertama dan kedua para siswa absen ganjil masuk ke sekolah.
Sedangkan yang absen genap melakukan pembelajaran daring.
Selain menerapkan absen ganjil genap, Widarsa menyebutkan untuk kedatangan siswa juga diatur.
"Sehingga tidak terjadi penumpukan atau kerumunan saat datang maupun pulang. Ini juga tidak terlepas karena komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan orangtua siswa," tandasnya. (mer/mpa)
Kumpulan Artikel Bali