Berita Gianyar
Suparta Tewas Saat Kejar Maling di Gianyar, Pelaku Lempar Satu per Satu Bebek Curian
Pencurian bebek terjadi berkali-kali di Banjar Semaon, Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pencurian bebek terjadi berkali-kali di Banjar Semaon, Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali.
Terbaru terjadi pada Selasa 28 September 2021.
Peristiwa ini sampai memakan korban jiwa.
I Made Suparta (56) warga Banjar Semaon tewas kecelakaan saat kejar-kejaran dengan pelaku di kawasan Jalan Raya Kedewatan, Kecamatan Ubud.
Baca juga: KISAH Nahas Made Suparta: Kejar-kejaran dengan Pencuri Ternak di Gianyar, Kecelakaan hingga Tewas
Namun hingga kini pelaku pencurian yang meresahkan para peternak ini belum ditangkap.
Anak korban, I Wayan Sudi (32) saat ditemui di rumahnya mengaku masih mengingat dengan jelas detik-detik ia dan ayahnya mengejar pelaku pencurian.
Kejadian berawal saat ayahnya mendapatkan telepon dari pamannya.
"Sudah beberapa kali peternak di sini kehilangan bebek. Terjadi berturut-turut sejak 21 September ini. Pas 28 September dini hari, bapak saya ditelepon paman, karena dilihat ada orang mencurigakan menuju kandang bebek, dan saat itu juga anjing menggonggong," ujarnya, Jumat 1 Oktober 2021.
Mendapat telepon tersebut, ayahnya langsung mengajak Sudi untuk bergegas memastikan orang mencurigakan tersebut.
"Pas itu kami langsung menuju ke sawah bawa sepeda motor masing-masing. Bapak saya langsung ngebut. Sekitar 100 meter di depan pintu masuk Puspem Payangan, saya disuruh mematikan lampu motor oleh bapak," ujar Sudi.
Ketika ia mendekati areal sawah, mereka melihat ada orang mondar mandir di sebuah kandang ayam milik peternak lain.
Awalnya dia ingin masuk mengambil ayam di satu kandang, namun karena sulit mengambil akibat ayam bertengger di atas plafon, sehingga pelaku mengambil sejumlah ayam di kandang yang bersebelahan dengan kandang pertama.
Setelah itu, pelaku berjalan mengarah ke kandang bebek milik korban.
Belakangan diketahui pelaku mengambil sekitar 50an ekor bebek.
Namun dikarenakan saat itu jarak yang jauh dan gelap, korban tidak bisa menghentikan aksi pelaku.
"Paman saya sudah menelpon tetangga. Tapi tak ada yang berani keluar," ujar Sudi.
Pelaku membawa bebek tersebut ke pinggir jalan, ditaruh di dekat rumah warga.
Lalu pelaku mengambil sepeda motor.
Namun saat akan didekati maling tersebut sudah kabur.
"Lalu dikejar, namun saat itu kami tak tahu yang mana maling dan pakai motor apa. Namun yang jelas mengarah ke selatan," ujar dia.
"Awalnya sempat bingung dia menempuh ke jalur Desa Buahan atau ke Ubud. Lalu kami berspekulasi dia mengambil jalur ke Ubud. Pas di utara RSU Payangan, saya melihat ada sepeda motor. Tapi tak tahu itu motor maling atau motor apa," ujarnya.
"Tepatnya saat di tikungan kawasan Desa Melinggih, iseng saya melihat ke selatan sambil memelankan kendaraan, maling itu ternyata bersembunyi, saat itu saya lihat bagian belakang motornya. Saat didekati, maling balik arah, dan saat itu terlihat jelas dia membawa karung, memakai motor Vario. Kami pastikan dialah malingnya," ujarnya.
Baca juga: KISAH Bocah 3 Tahun Bermalam bersama Jasad Nenek, Tak Terawat Setelah Empat Hari Terkurung di Rumah
Jauh Tertinggal
Setelah itu, Sudi dan ayahnya langsung kejar-kejaran dengan maling tersebut.
Sudi jauh tertinggal. Sementara ayahnya berhasil mengejar.
"Dekat Polsek Payangan, bapak saya teriak meminta maling berhenti. Saat itu saling salip sampai di Bunutan, Ubud, sekitar 100 meter setelah Pertamina. Pas di timur Hotel Pitamaha, bapak saya jatuh sendiri," ungkap Sudi.
Namun saat itu Sudi tetap mengejar pelaku, karena mengira tidak kecelakaan parah. Saat itu juga ia melihat ada warga yang menolong ayahnya.
Ketika ia mengejar maling di kawasan BRI Kedewatan Ubud, pelaku berusaha mengganggu konsentrasi Sudi dengan cara melempar satu persatu bebek dan karung berisi ternak yang tadi dicuri pelaku.
Sudi kehilangan jejak pelaku. Ia kembali melihat kondisi ayahnya.
Saat itu ia melihat sudah ada sekitar 25 orang yang menemani ayahnya di tempatnya jatuh.
Namun Sudi mendapati kabar ayahnya sudah meninggal karena benturan kepala saat kecelakaan tersebut.
"Warga sudah menelpon ambulans tapi tidak nyambung dan nelepon polisi tidak diangkat. Mobil tidak ada yang lewat. Lalu paman saya datang bawa mobil, karena sebelumnya dia menelepon bapak saya diangkat oleh penolong katanya bapak kecelakaan. Walaupun saya sudah tahu bapak sudah kaku, kami bawa ke RSU Payangan, berharap bisa diselamatkan," ujarnya.
Baca juga: Kisah Sukses Wayan Raka, Banting Setir dari Pekerja Pariwisata Menjadi Petani di Jembrana Bali
Polisi Menyebar
Polsek Payangan masih memburu pencuri ternak di Banjar Semaon, Desa Puhu, Payangan.
Para anggota pun telah disebar ke sejumlah lokasi, termasuk pasar-pasar hewan di Bali.
"Sudah kita tindaklanjuti, dan saat ini anggota sudah menyebar mencari keberadaan pelaku, baik di Denpasar sampai ke pasar hewan," ujar Kapolsek Payangan, AKP I Putu Agus Ady Wijaya.
Sementara itu, Sudi anak korban, mengatakan ayahnya kecelakaan akibat kehilangan fokus.
Di mana saat melewati tikungan kecil, ayahnya melaju lurus sehingga menabrak.
"Bapak sudah dimakamkan. Terkait ciri-ciri pelaku, umurnya sekitar 45 tahun, saat itu memakai helm dan jas hujan warna biru. Perkembangan dari polisi belum ada, masih diselidiki," ujar Sudi. (*).
Kumpulan Artikel Gianyar