Berita Buleleng

PTMT di Buleleng Mulai Dilaksanakan Hari Ini, Sekda Ingatkan Kelas Tidak Gunakan AC Sentral

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) mulai dilaksanakan di Buleleng, Senin 4 Oktober 2021.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Sekda Buleleng Gede Suyasa saat meninjau pelaksanaan PTMT di SMA Negeri 1 Singaraja, Senin 4 Oktober 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) mulai dilaksanakan di Buleleng, Senin 4 Oktober 2021.

Sekda Buleleng juga sebagai Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa pun terpantau meninjau pelaksanaan PTMT di beberapa sekolah yang ada di kawasan kota Singaraja, untuk memastikan protokol kesehatan benar-benar diterapkan. 

Dari pantauan di lokasi, peninjauan pertama kali dilakukan oleh Suyasa di SMA Negeri 1 Singaraja.

Di sekolah tersebut, berbagai kelengkapan protokol kesehatan telah disiapkan.

Mulai dari tempat cuci tangan yang disediakan dibeberapa titik, alat pengukur suhu, dan hand sanitiser.

Pembelajaran di setiap kelas juga hanya diikuti oleh 50 persen siswa.

Baca juga: Basarnas Buleleng dan Warga Hentikan Pencarian Ni Lub Kardi, Pihak Keluarga Akan Cari Secara Mandiri

Suyasa kemudian mengunjungi satu per satu ruang kelas, dan melihat proses pembelajaran siswa.

Suyasa berpesan agar siswa menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Sebab apabila terjadi kasus terkonfirmasi, maka sekolah tersebut terpaksa ditutup selama tiga hari.

Selain SMA Negeri 1 Singaraja, Suyasa juga meninjau PTMT di SD Negeri 3 Banjar Jawa. 

Dikonfirmasi seusai melakukan peninjauan, Suyasa mengatakan belum semua sekolah di Buleleng yang sudah mendapatkan Quick Response (QR) Code dari aplikasi PeduliLindungi. 

Baca juga: DPRD Buleleng Sepakati Perubahan APBD 2021

Pihaknya melalui Dinas Kominfosanti Buleleng sejatinya sudah mendaftarkan sekolah untuk mendapatkan QR Code ke pemerintah pusat, yang jumlahnya mencapai 800an sekolah.

Namun yang sudah mendapatkan QR Code baru 329 sekolah. 

"Jadi untuk sekolah-sekolah lain, masih menunggu giliran pemberian QR Code dari Kemenko lewat Koordinator di Bali. Kami harapkan QR Code ini bisa segera didapatkan, sehingga aplikasi PeduliLindungi bisa segera dipasang, agar bisa menskiring lebih awal kondisi siswa, guru atau pengunjung yang datang ke sekolah," terangnya. 

Baca juga: Terbukti Tilep Uang LPD Gerokgak, Buleleng, Divonis Bervariasi, Suparsana Dihukum Paling Tinggi

Selain QR Code, Suyasa juga menyoroti penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) di beberapa ruang kelas.

Ia berharap agar pendingin ruangan itu tidak digunakan, dan seluruh jendela di ruang kelas agar dibuka untuk menekan risiko penularan Covid-19.

"Proses pembelajarannya kan lebih dari dua jam. Jadi diharapkan tidak menggunakan AC sentral," jelasnya. 

Suyasa menyebut, dengan dibukanya PTMT ini, menjadi obat kerinduan siswa untuk bertemu dengan teman sekolah dan gurunya.

"Ada nilai positif yang saya tangkap, bahwa anak-anak rindu dengan guru dan teman sekolahnya. Berarti mereka juga rindu dengan belajarnya. Semangat anak-anak sekolah sangat luar biasa."

"Tapi tetap saya ingatkan prokes tetap harus keta. Karena kalau ada kasus terkonfirmasi sekolahnya akan ditutup lagi. Jadi kalau ingin sekolah terus berjalan, usahakan tidak ada kasus dengan penerapan prokes yang ketat," tutupnya. 

Sementara salah satu siswa SDN 3 Banjar Jawa, I Gusti Ngurah Bagus Ariawan mengaku sangat senang dapat kembali mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Baca juga: Terbukti Tilep Uang LPD Gerokgak, Buleleng, Divonis Bervariasi, Suparsana Dihukum Paling Tinggi

Sebab ia bisa bercengkrama bersama teman-teman dan gurunya di sekolah.

Dalam mengikuti PTMT siswa yang duduk di bangku kelas VI A itu telah mempersiapkan sejumlah perlengkapan protokol kesehatan di dalam tasnya, berupa hand sanitiser dan masker cadangan.

"Kalau belajar secara online tidak begitu suka, karena cuma bisa ketemu dengan teman-teman lewat aplikasi Zoom," ucapnya. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng, Made Astika menyebutkan, ada beberapa SMP di Buleleng yang pelaksanaan PTMT diundur pada Jumat 8 Oktober 2021.

Hal ini karena sekolah tersebut mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), mulai Senin (4/10) hingga Kamis (7/10).

"Sebenarnya sekolah yang mengikuti ANBK bisa melaksanakan PTMT. Tapi kami khawatir pengawasannya nanti agak kurang, dan tidak optimal. Jadi pelaksanaan PTMT untuk SMP yang mengikuti ANBK diundur hari Jumat," ungkapnya. 

Baca juga: Tunjangan Kinerja PNS di Lingkup Pemkab Buleleng Dipotong 20 Persen, Tidak Berlaku untuk Guru

Selain itu, Astika menyebut khusus untuk tingkat SD dan Paud, PTMT hanya dapat diikuti oleh peserta didik yang orangtuanya sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Jika orangtuanya belum tervaksin, maka peserta didiknya hanya bisa mendapatkan layanan pendidikan secara daring atau jarak jauh.

"Bagi yang berumur di bawah 12 tahun, ada tambahan persyaratan. Kalau orangtuanya belum tervaksin, maka peserya didiknya belum bisa mengikuti pembelajaran secara tatap muka."

"Peserta didik itu tetap bisa mendapatkan layanan pendidikan namun secara daring atau jarak jauh," tutupnya. (*)

Berita lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved