Berita Denpasar

Mahasiswa Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil Unmas Denpasar Olah Masker Jadi Bahan Campuran Beton

Mahasiswa Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil Unmas Denpasar mengolah limbah masker medis menjadi beton

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Mahasiswa Teknik Lingkungan dan Teknik sipil melakukan proses daur ulang pengolahan limbah masker di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Sabtu 9 Oktober 2021. Pengolahan limbah masker dijadikan bahan campuran untuk beton dan paving blok bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. 

Masker sendiri memiliki kandungan semacam serat yang bisa diambil dan menjadi campuran untuk paving blok. 

"Dari sanalah ide itu muncul dan akhirnya kami terpilih untuk mendapatkan pendanaan dari BNPB untuk melakukan penelitian ini.

Jadi mulai bulan April itu sudah jalan, lalu bulan Mei dan Juni untuk pengumpulan maskernya.

Jadi kami infokan melalui sosial media bahwa ada pengumpulan masker di kampus kami Universitas Mahasarawati Denpasar.

Bagi yang memiliki sampah masker bisa dikumpulkan di rumah dan dikumpulkan ke kami akan diolah dijadikan bahan campuran ini," paparnya. 

Seluruh masker medis bisa digunakan untuk campuran beton.

Namun, masker medis yang digunakan merupakan masker medis hasil dari kegiatan rumah tangga, bukan dari kegiatan klinik atau rumah sakit.

Khusus dari kegiatan sehari-hari seperti dari perkantoran dan rumah tangga.

Beberapa orang pun terlibat dalam pembuatan beton yang dicampurkan limbah masker ini. 

"Kami tim peneliti ada dosen dari jurusan Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil berkolaborasi.

Baca juga: Konsistensi UNMAS Denpasar Mengabdi Dalam Pelestarian Nyurat Aksara Bali

Kemudian ada teman-teman mahasiswa dari Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unmas Denpasar yang membantu proses pengumpulan masker, pembuatan dan pengolahannya," terangnya. 

Sementara untuk beton yang sudah dihasilkan masih dalam tahap penelitian. Jadi akan diuji kualitas beton ini dan paving bloknya.

Jika kedepannya terpenuhi syarat, bahwa beton ini bisa dikomersilkan mungkin akan ditindaklanjuti. 

"Masih akan diteliti terkait penggunaan serat masker.

Kalau untuk beton kami ada 36 benda uji dengan beberapa variasi pencampuran serat masker ada 0 sampai 0,75 persen.

Ada 0 persen tanpa serat masker ada 0,125 0,25 0,375 persen untuk campuran masker.

Jadi akan kami uji semua yang mana kualitasnya paling bagus.

Akan jadi referensi jika kedepannya akan digunakan untuk komersial," tuturnya.

(*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved