Berita Bali

Pariwisata Bali Dibuka 14 Oktober 2021, Koster: Prokes Ketat, Hotel & Objek Wisata Wajib Punya CHSE

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan tidak merasa deg-degan ketika nanti pariwisata Bali dibuka pada 14 Oktober 2021 mendatang

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Ragil Armando
Gubernur Bali Wayan Koster melakukan konferensi pers, Senin 26 Juli 2021. Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan tidak merasa deg-degan ketika nanti pariwisata Bali dibuka pada 14 Oktober 2021 mendatang. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan tidak merasa deg-degan ketika nanti pariwisata Bali dibuka pada 14 Oktober 2021 mendatang.

Hal tersebut diungkapkannya pada Program Aiman, Kompas TV, pada 11 Oktober 2021 kemarin. 

Wayan Koster menjelaskan bagaimana kasus positif Covid-19 dengan cepatnya naik pada bulan Juli dan Agustus 2021 lalu.

Baca juga: Terima Kunjungan Komisi II DPR RI, Gubernur Koster Harap RUU Provinsi Bali Bisa Secepatnya Dibahas

Bahkan kasus pada bulan tersebut tembus hingga 1.700 perharinya.

"Terus terang kondisi pada bulan Juli-Agustus kasus harian tinggi 1.700 per hari.

Saya betul-betul tidak nyaman karena saya dengan bapak Pangdam dan Kapolda setiap hari mengontrol lapangan.

Akhirnya ketemu titik permasalahannya.

Rupanya Covid-19 yang masuk ke Bali varian Delta yang menularnya sangat cepat.

Karena kita tidak tahu itu varian Delta, banyak yang kasus baru itu isolasi mandiri," katanya. 

Akhirnya varian Delta tersebut menulari seluruh anggota keluarga dengan cepat.

Setelah itu pihaknya pun melakukan diskusi dengan Pangdam dan Kapolda.

Hingga memutuskan untuk yang melakukan isolasi mandiri harus dilakukan isolasi terpusat.

Sementara terkait 6 negara yang akan datang ke Bali.

Baca juga: Keluarkan Surat Edaran Perpanjangan PPKM Level 3,Koster Cabut Kebijakan Ganjil Genap di Sanur & Kuta

Gubernur Bali asal Buleleng tersebut mengatakan sudah memastikan penerapan prokes di Provinsi Bali secara ketat.

"Pertama kami memastikan penerapan prokes di Provinsi Bali pengawasannya ketat.

Dan semua hotel maupun destinasi wisatanya memiliki sertifikat CHSE.

Kemudian negara yang diizinkan untuk masuk agar negara-negara yang positif rate-nya rendah.

Kalau negara yang kasus tinggi kita akan katakan ke pemerintah pusat.

Agar tidak dimasukkan ke dalam list untuk dibuka.

Kita serahkan semua ke pemerintah pusat," tambahnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, tentunya dalam hal ini semua pihak harus memulai dengan langkah yang sangat hati-hati.

Ia berharap wisatawan yang datang adalah wisatawan yang berkualitas.

Wisatawan yang berkualitas itu seperti wisatawan yang menghormati budaya dan hukum di Indonesia.

Baca juga: Pariwisata Internasional Dibuka 14 Oktober 2021, Koster: Masa Karantina Wisman Belum Bisa Dikurangi

"Waktu berkunjung ke Bali juga cukup lama, lalu spending money-nya cukup untuk berbelanja di Bali.

Dan bersikap bagaimana semestinya menjadi wisatawan di Bali," terangnya. 

Sebelumnya, perekonomian di Bali lebih dari 52 persen bergantung dari sektor pariwisata secara langsung.

Sementara yang tidak langsung bergantung sebanyak 70 persen dari pariwisata.

Seluruh sektor pariwisata ini langsung diam atau terhenti karena pandemi Covid-19. 

Dari seluruh hotel yang ada di bali terdapat 110 ribu kamar dan 100 persen kosong.

Akibatnya sudah banyak hotel yang merumahkan karyawannya dan total pekerja pariwisata 90 ribu di Bali.

"Saya bangga karena mereka meskipun dalam kondisi begini tidak melakukan hal-hal kontraproduktif.

Masyarakat yang terdampak sekitar 20 hingga 30 persen atau sepertiga warga Bali. Sangat Terdampak.

Baca juga: Soal Karantina Wisman Harus 8 Hari, Koster: Belum Bisa Diturunkan Karena Kita Harus Ekstra Hati-hati

Karena UMKM terhenti, sentra-sentra ekonomi lainnya terhenti maka pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi.

Sehingga di tahun 2020 mengalami penurunan hingga 9,3 persen negatif pertama dalam sejarah.

Bukan hanya bali yang bergantung pada pariwisata.

Ini suka dukanya menjadi tujuan pariwisata dunia," tuturnya.

(*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved