Berita Tabanan
Pasca 2 Siswa SMAN 1 Tabanan Positif Covid,Disdik Tak Lakukan Screening karena Bukan Klaster Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan screening atau melakukan tes rapid antigen terhadap para
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
Bagaimana dengan orang tua yang tidak sempat mengantar anak sekolahnya?
Putra menegaskan bahwa jika memang para orang tua siswa tidak bisa antar jemput dan juga tidak memiliki saudara yang mengantar, para siswa dianjurkan untuk datang secara mandiri seperti dengan sepeda dan bahkan sepeda motor.
“Mereka ada yang membawa sepeda motor. Seperti di SMPN 2 Marga pihak sekolah menyediakan parkir kendaraan. Tapi itu kan sebenarnya tidak menyarankan, itu dilakukan jika tidak ada pilihan lain atau alternatif lain oleh orang tua ketika tidak bisa mengantar anaknya,” jelasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya dua orang siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tabanan terkonfirmasi positif Covid 19.
Hal ini mengakibatkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 1 Tabanan tersebut terpaksa dihentikan sementara.
Sementara itu pihak sekolah menyatakan bahwa siswa tersebut bukan merupakan klaster sekolah, melainkan klaster keluarga di rumahnya.
Sebab, sebelum siswa itu positif, salah satu saudaranya terkonfirmasi positif sehingga dilakukan tracking.
Kepala SMAN 1 Tabanan, I Nyoman Surjana menegaskan bahwa memang ada siswanya yang terkonfirmasi positif pada Rabu 6 Oktober 2021 lalu.
Namun, positifnya siswa tersebut bukan diakibatkan oleh klaster sekolah selama PTM, melainkan karena klaster keluarga.
"Sejak saat itu (diketahui positif), sesuai SKB Empat Menteri dan SE Gubernur Bali ketika ada anak yang terkonfirmasi positif Covid 19 PTM langsung dihentikan. Tapi itu klasternya di rumah (keluarga)," ungkap Surjana saat dikonfirmasi, Selasa 12 Oktober 2021.
Baca juga: Kebakaran di Tabanan, Api Membesar Setelah Suara Ledakan, Pemilik Warung Derita Kerugian Rp 200 Juta
Dia menceritakan, untuk kasus positif siswa SMAN 1 Tabanan tersebut sebenarnya berawal dari salah satu kerabatnya yang positif.
Kemudian, pihak petugas kesehatan melakukan tracking kontak dan juga dilakukan terhadap siswa kelas XI tersebut. Hasilnya adalah positif pada 6 Oktober lalu.
Semenjak saat itu, siswa yang bersangkutan langsung menjalani isolasi terintegrasi di Hotel Harris Denpasar.
"Sejak saat itu sudah langsung dilakukan isolasi terintegrasi," ungkapnya.
Setelah diketahui positif, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan Disdikpora Provinsi Bali dan Satgas Penanganan Covid 19 Tabanan. Mengingat siswa tersebut juga telah sempat mengikuti pembelajaran tatap muka.